Surah At Tin Ayat 8

Daftar Isi > At-Tin > At-Belek 8

Surat At-Tin Ayat 8

أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَحْكَمِ ٱلْحَٰكِمِينَ

Arab-Latin:
A laisallāhu bi`aḥkamil-ḥākimīn

Artinya:
Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?

« At-Tin 7 ✵ Al-‘Alaq 1 »

GRATIS!
Dapatkan pahala jariyah dan sendi Jalan Nafkah Berlimpah, klik di sini untuk detailnya

Pelajaran Mengganjur Tentang Surat At-Tin Ayat 8

Paragraf di atas merupakan Sahifah At-Tin Ayat 8 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka rupa pelajaran menggandeng berpangkal ayat ini. Ada bervariasi penafsiran dari banyak ulama tafsir tercalit rezeki surat At-Belek ayat 8, sebagiannya sama dengan termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Bukankah Allah yang menetapkan masa tersebut bagaikan hari penetapan keputusan diantara orang dengan anugerah keputusan hukum yang paling kecil bijaksana n domestik segala apa yang dia ciptakan? tentu,apakah hamba allah dibiarkan begitu saja,tidak diperintah dan tidak dilarang,tidak diberi pahala dan tak dihukum? situasi itu tidak benar dan tidak mana tahu.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah kacang Humaid (Imam Masjidil Haram)

8. Bukankah Almalik -dengan menjadikan periode Kiamat sebagai Yaumudin- ialah Wasit yang paling bijaksana dan paling adil? Apakah masuk akal bahwa Allah meninggalkan hamba-hamba-Nya sedemikian itu saja tanpa mengadili di antara mereka, dengan membalas makhluk yang baik karena kebaikannya dan menyaingi orang jahat karena kejahatannya?


📚 Kata keterangan Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta’dzhim al-Qur’an di bawah penapisan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur’an Universitas Selam Madinah

8. Betapa Tuhan ialah seindah-baik yang menetapkan dan mengatak barang apa hal.


Prodeo!
Dapatkan pahala jariyah dan sentral Jalan Rezeki Bakir, klik di sini untuk detailnya

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris adverbia Universitas Selam Madinah

8. أَلَيْسَ اللَّـهُ بِأَحْكَمِ الْحٰكِمِينَ (Bukankah Yang mahakuasa Penengah yang seadil-adilnya?)
Merupakan paling bijaksana dan paling objektif intern memutuskan perkara. Karena Sira telah membaguskan penciptaan manusia, kemudia Dia akan menghanyutkan orang kafir ke privat kerak neraka, dan Dia akan menyanggang derajat makhluk berkepastian.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar polong Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari’ah Universitas Qashim – Saudi Arabia

1 ) . Ayat ini merupakan sebuah ketetapan yang terkandung dalam surah ini, seperti validasi kenabian Muhammad, juga pembuktian Tauhid, dan pembuktian bahwa hari berbangkit itu maujud, dan kekekalan-Nya nan mencangam pemeliharaan-Nya kepada Rasul-Nya semenjak orang-insan yang mendustakannya merupakan dengan hujjah yang riil dihadapan mereka.

2 ) . Apakah tertera hikmah bahwa Allah menciptakan manusia begitu saja tanpa ada perintah dan tabu ( syari’at ) yang ditetapkan kepada mereka, dan tidak sekali lagi mereka mendapat tangkisan atau aniaya dari apa nan mereka kerjakan ? ataukah sang pencipta nan telah menciptakan hamba allah dengan beberapa tataran, dan sudah melimpahkan kepada mereka kenikmatan dan berbagai kebaikan yang enggak bakir dihitung maka itu mereka harus mengembalikan mereka ketempat tinggal yang menjadi tujuan yang sebenarnya ?!


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, juru fiqih dan kata keterangan provinsi Suriah

8. Bukankah Yang mahakuasa adalah seadil-objektif Hakim internal menentukan, mengadili dan menata (sesuatu)? Tirmidzi mengatakan dari Tepung Hurairah yang memberi anjuran: “Sekiranya salah suatu kalian membaca {Wat Tiini waz Zaitun} dan sampai plong ayat terakhir {Alaisallaahu bi Ahkamil haakimin} maka selayaknya dia mengucapkan “Balaa, wa ana ‘ala dzalika minasy syahidiin” (benar, dan atas kejadian itu aku terdaftar basyar-orang yang bersaksi)”


Cuma-cuma!
Dapatkan pahala jariyah dan buku Jalan Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnya

📚 Kata tambahan Ash-Shaghir / Fayiz polong Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah maka itu Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor kata keterangan Univ Islam Madinah

Bukankah Tuhan adalah juri yang paling bebas}


📚 Adverbia as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman polong Nashir as-Sa’di, pandai tafsir abad 14 H

7-8. “Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (periode) pembalasan sesudah (adanya pemberitaan-amanat) itu?” ialah apa yang membuatmu mendustakan adanya Yaumudin kebajikan perbuatan wahai manusia? Engkau sudah melihat banyak pertanda kebesaran Sang pencipta nan membuatmu berpengharapan dan berbagai nikmatNya nan mengharuskanmu agar enggak mengkufurinya cacat pun. “Bukankah Almalik yaitu Hakim yang minimum adil?” lantas patutkah hikmahNya mengharuskanNya meninggalkan manusia tawar, tidak diperintah, dilarang, diberi pahala dan ikab? Ataukah Yang menciptakan manusia n domestik berbagai tahap, memberi mereka berbagai nikmat, darmabakti, dan kebaikan yang tidak terkira, merawat mereka dengan baik pasti mengembalikan mereka ke wilayah keabadian dan tujuan mereka yang mereka tuju dan ikuti?


📚 Kata keterangan Juz ‘Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

{ أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ } Bukankah Yang mahakuasa Hakim yang seadil-adilnya ?

Ini adalah penolakan lain kerjakan mereka yang mendustakan akhir zaman, dan yang sebelumnya ialah mula-mula, yang menjelaskan bahwa mengulangi penciptaan seperti semula merupakan sangat mudah bagi Yang mahakuasa.

{ أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ } Dan hikmah dari ketetapan Allah cak bagi mewujudkan waktu kebangkitan dan hari perhitungan; mudah-mudahan mereka yang mengamalkan zholim terhadap diri mereka koteng dengan menghabiskan waktunya intern kekafiran dan kemusyrikan, kemudian radu dan tidak dihisab, dan tidak pula diberikan balasan, bukan main keadaan itu bukan sesuai dengan hikmah kekuasaan Allah ﷻ , begitupun dengan orang mukmin yang menghabiskan masa hidupnya dengan religiositas dan ibadah serta ketaqwaan kepada Almalik ﷻ , apakah setelah mereka mati maka urusannya telah selesai, dan tidak dibangkitkan lagi kemudian diberi ganjaran atas amalan mereka, hal ini sangat bertolak belakang dengan kebijaksaan Allah ﷻ nan menciptakan manusia kerjakan beribadah hanya kepada-Nya.

Maka mereka nan mengingkari hari kebangkitan sudah menantang kekuasaan Allah ﷻ .

Dialah Allah ﷻ sebaik-baiknya hakim, alangkah sangat tidak pantas dengan kesamarataan yang Dia miliki meninggalkan hamba-Nya yang beramal shalih maupun kemaksiatan didunia kemudian mereka akan sirna sehabis antap dan tidak dihisab, semua ini tidak sesuai dengan hikmah dan belas kasih sayang Allah ﷻ , karena perkara ini ialah kemustahilan yang harus disingkirkan berusul sifat-Nya ﷻ , Allah ﷻ berfirman : { أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ , فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ } ( Maka apakah beliau mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan dia secara main-main (doang), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? , Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Senyatanya; bukan ada Sang pencipta selain Anda, Tuhan (Nan punya) ‘Arsy yang luhur ) [ Al-Mukminun : 115 – 116 ] .

Kemudian kalau kalau mortalitas adalah akhir dari vitalitas manusia selamanya tanpa adanya pembalasan atas amalan mereka, maka geta mukminat dan adalah selaras, sahaja hal ini jauh dari hikmah penciptaan manusia dan perintah syariat ibadah, Halikuljabbar ﷻ berfirman : { أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ , مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ } ( Maka apakah sepan Kami menjadikan orang-insan Selam itu sama dengan manusia-orang yang berdosa (orang ateis)? , Ataupun adakah engkau (mengerjakan demikian): bagaimanakah beliau mengambil keputusan? ) [ AL-Qalam : 35-36 ] .


Percuma!
Dapatkan pahala jariyah dan kunci Jalan Rezeki Berlimpah, klik di sini kerjakan detailnya

📚 Tafsir Juz ‘Amma / Syaikh Muhammad kacang Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

Kemudian Allah berujar: أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ “”Ini ialah pertanyaan yang tujuannya taqrir (menetapkan), Allah mengikrarkan bahwa Dialah hakim nan paling bijaksana, kata ahkam di sini adalah isim tafdhil, nan diambil dari prolog al-hikmah dan al-hukmu. Syariat nan terbesar dan teragung, nan tidak dipertentangkan dengan sesuatu pun merupakan syariat Allah ‘Azza Wa Jalla, dan kebijaksanaan terala adalah kebijaksanaan Sang pencipta ‘Azza Wa Jalla. Dialah subhaanahu wa Ta’ala nan Maha Bijaksana secara ketentuan taqdir dan secara kebiasaan syari’at. Milik-Nyalah ketentuan hukum dan kepada-Nya semua urusan akan juga.

Kita memohon kepada Tuhan Ta’ala agar memberikan kapada kita ilmu akan halnya kitab-Nya dan tentang sunnah Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam, sesungguhnya Allah Jabar atas segala sesuatu.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad polong Shalih asy-Syawi

Surat At-Tin ayat 8: Sang pencipta tutup surat ini dengan pertanyaan nan menjelaskan bahwa Ia yang menentukan hukum dan yang menghukumi dan yang adil dan mengadili. Dan kami katakana : Benar, kami bukan main menjadi saksi, dan dengan adanya urusan yang demikian bukankah sudah menjadi pikulan (insan) putih beribadah kepada-Nya doang dan mengikuti Rasul-Nya ﷺ ?


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an / Ustadz Marwan Hadidi kedelai Musa, M.Pd.I

Yakni bukankah hikmah (kebijaksanaan)-Nya menghendaki untuk tidak membiarkan insan ciptaan-Nya begitu saja minus diperintah dan tanpa dilarang serta sonder diberikan penolakan? Bukankah Almalik Subhaanahu wa Ta’aala nan menciptakan insan secara lambat-laun dan mengapalkan bermacam ragam kenikmatan yang lain dapat mereka jumlahkan serta mengurus mereka dengan pengurusan yang sebaik-baiknya pasti akan menjajari mereka ke palagan ragil mereka menetap? Dan bukankah Sang pencipta Subhaanahu wa Ta’aala hakim nan paling adil dan lain pernah berbuat zalim kepada sendiri pun? Ya, benar kami menjadi syahid terhadap kejadian itu.


Percuma!
Dapatkan pahala jariyah dan buku Perkembangan Rezeki Berlimpah, klik di sini bagi detailnya

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Tin Ayat 8

Bukankah Allah merupakan penengah nan paling kecil adil’ jangan kaukira Allah menciptakan insan secara sia-sia dengan lain memberinya perintah dan larangan. Allah mutakadim menurunkan aturan syariat. Dia akan memberi putusan dengan nonblok; memberi pahala kepada orang yang tegar dan menghukum insan yang bersalah. 1. Wahai utusan tuhan, bacalah segala apa yang Sang pencipta wahyukan kepadamu dengan terlebih habis menyebut nama tuhanmu yang menciptakan segala sesuatu dengan keesaan-Nya.


Percuma!
Dapatkan pahala jariyah dan kiat Kronologi Kandungan Berlimpah, klik di sini bikin detailnya

Demikian berbagai macam penjabaran dari galangan cerdik pandai berkaitan kandungan dan arti surat At-Tin ayat 8 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita. Tolong syi’ar kami dengan
memberikan tautan
ke pekarangan ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Source: https://tafsirweb.com/12857-surat-at-tin-ayat-8.html

Posted by: bljar.com