Pertunjukan Diatas Panggung Dinamakan Dengan
Tari Tor Tor ialah disko perayaan yang telah ada sejak ratusan perian lewat. Sumber akar tarian ini yaitu dari negeri Batak Toba, Sumatera Lor. Berdasarkan sejarah, tarian ini awalnya ialah tari ritual dan sakral yang dipentaskan pada upacara kematian, kesembuhan, dan sebagainya.
Seiring perkembangan zaman dan masuknya budaya Hindu-Budha, maka joget ini memperoleh pengaruh dan berkembang tidak doang sebagai tarian formalitas. Tari Tor Tor kemudian digelar sebagai hiburan dan tontonan pemukim Batak. Selain itu, rok tradisional yang dikenakan penari Tor Tor juga berubah dan mengalami modifikasi agar lebih menarik.
Saat menarikan disko ini, para penari akan diiringi oleh musik gondang. Irama ini akan menghasilkan suara hentakan suku bedaya diatas arena.
Tarian Tor Tor adalah tari daerah Batak yang mengandung makna komunikasi. Selain itu, tari ini sekali lagi mempunyai 3 pesan spiritual, yaitu pesan kepada Tuhan.
Sejarah Tari Tor Tor
Joget ini diperkirakan sudah cak semau sejak zaman Batak purba. Puas masa itu, tarian tor tor dijadikan andai tari persembahan untuk usia nenek moyang. Label tari ini berasal bersumber perkenalan awal tor tor, merupakan bunyi hentakan kaki penandak di lantai papan rumah adat Batak.
Ada pendapat berpunca seorang praktisi dan pecinta tari tor tor, bernama Togarma Naibaho. Beliau memberikan pendapat bahwa tujuan tarian ini dulunya merupakan cak bagi seremoni kematian, penuaian, terapi, hiburan alias makan besar remaja-mudi. Selain itu, sebelum melaksanakan tarian harus melalui ritual tertentu.
Sampai sekarang belum ada literatur ilmiah yang mengklarifikasi rekaman tari tor tor serta gondang sembilan nan mengiringinya. Akan tetapi menurut Edi Setyawat, Profesor Tari dari Perserikatan Indonesia, telah ada catatan pecah zaman kolonial nan mendeskripsikan pengelanaan dansa tortor.
Meski berusul berusul Batak, ternyata jika ditelusuri joget ini mendapat pengaruh dari India, terlebih lebih lanjut lagi disko ini juga memiliki kaitan dengan budaya Babilonia.
Suka-suka pendapat nan mengandaikan takdirnya tari tor tor ada sejak abad ke-13 Masehi dan sudah lalu menjadi babak pecah tamadun Batak. Pendapat ini disampaikan oleh keluaran anggota pesanggrahan Sumatera Utara waktu 1973 hingga 2010, sambil pakar tor tor.
Perkembangan awal joget ini dulunya cuma di jiwa masyarakat Batak di kawasan Samosir, Toba dan sebagaian provinsi Humbang. Dalam praktiknya, tarian tor-tor pun melibatkan sejumlah patung batu nan mutakadim dimasuki roh dan patung tersebut akan “menari”.
Kemudian tari tor tor mengalami alterasi seiring masuknya agama Kristen di kawasan Silindung. Momen itu, budaya tor-tor lebih dikenal perumpamaan kesenian nyanyian dan tari beradab.
Disko tor tor di Pahae dikenal dengan tarian gembira dan lagu berpantun yang disebut tumba atau pahae do mula ni tumba. Berusul sinilah tari tor tor tidak pula berkaitan dengan arwah dan partikel gaib enggak, akan tetapi menjadi perangkat kebudayaan yang melekat dalam hidup masyarakat Batak.
Penyajian Tari
Secara tertinggal, tor tor merupakan sebuah ajojing. Akan tetapi makin semenjak itu, tor tor pula yakni media komunikasi. Situasi ini nampak melangkahi gerakan nan dipentaskan melibatkan interaksi antar partisipan upacara.

visittoba.id
Contohnya sebelum membeberkan programa maka tuan rumah atau Hasuhutan akan melakukan ritual khusus yang disebut Sepuh ni Gondang. Pada programa ini, seorang dari hasuhutan akan mengajukan permintaan kepada penabuh gondang dengan kata-perkenalan awal etis dan santun, misalnya “Amang pardoal pargonci”:
“Alualuhon ma jolo tu ompungta Debata Mulajadi Nabolon, na Jumadihon nasa na adong, na jumadihon manisia dohot sude isi ni portibion.”
“Alualuhon ma muse tu sumangot ni ompungta sijolojolo tubu, sumangot ni ompungta paisada, ompungta paidua, sahat tu papituhon.”
“Alualuhon ma jolo tu sahala ni angka amanta raja na liat nalolo.”
Setiap memintasi satu permintaan akan diselingi dengan pukulan gondang dengan ritmen tertentu. Apabila permintaan dilaksanakan dengan baik, selanjutnya anggota keluarga suhut akan bersiap dan mengeset susunan berdiri bagi menari atau manortor.
Adapun varietas lagu yang akan dimainkan yaitu lagu-lagu dengan tema permohonan kepada Dewa dan umur kakek moyang agar seluruh anggota keluarga diberi keselamatan, kesejahteraan, kesenangan, limpahan rezeki, dan harapan upacara adat dapat menjadi sumber berkat talam batih dan para tamu.
Ada keunikan internal upacara tortor, yaitu adanya banyak pantangan yang tidak boleh dilanggar detik manortor. Misalnya tangan penari tidak boleh melalui batas setinggi pundak. Jikalau hal tersebut dilanggar, maka dapat diartikan bahwa penandak menantang siapapun dalam mantra perdukunan, moncak atau pencak silat, ataupun lomba tenaga dalam, serta lainnya.
Gerakan Tari Tor Tor
Tarian tor tor mempunyai propaganda yang sangat sederhana, sehingga mudah buat dipelajari. Malar-malar bakal orang yang pertama kali mencobanya akan sewaktu bisa memainkannya.
Propaganda tari ini terbatas apda gerakan tangan melambai menanjak jatuh secara bersamaan. Kemudian terserah sekali lagi gerakan hentak kaki sesuai dengan alunan musik mangondangi atau gondang.
Musik Pengiring
Tari tor tor merupakan tarian asal Batak yang dilakukan dengan iringan atau tabuhan alat musik tradisional Sumatera Utara nan disebut Mangondangi. Mangondangi terdirid ari 9 variasi organ irama, seperti gondang, tagading, terompet tersendiri Batak, bangsi, sarune, kaleem hesek, odap gordang, ogunf, doal, oloan dan panggora.
Seluruh alat musik dimainkan dalam tempo tertentu sehingga menghasilkan suara harmonis dan merdu bagi mengiring tukang tari tor tor.
Setting Panggung
Kerumahtanggaan proses pelaksanaan tari tortor, tarian ini lain terlalu kecam dekorasi panggung. Guna tor tor yang digunakan bagaikan tari pergaulan dan komunkasi membuatnya bukan membutuhkan wadah pentas dan detail lainnya. Umumnya para penari dapat secara adil menari dimanapun, misalnya di halaman yang luas.
Hak Tari Tor Tor
Hak atau alat tari tortor berbeda-tikai sesuai spesies tari dan makna yang ingin disampaikan. Jika ditampilkan dalam ritual keagamaan, nasib baik wajib yang digunakan adalah patung batu.
Reca batu akan kesambet hidup leluhur sehingga akan bergerak sesuai musik musik. Sedangkan jikalau tor tor dimaknai umpama sarana hiburan, maka penayub lain akan mengalungkan properti apapun.
Diversifikasi Tari Tor Tor
Macam disko tor tor sangat beragam, bilang diantaranya yaitu tor tor pangurason, tor tor sipitu mangkuk dan tor tor istimewa panaluan. Berikut ini yakni penjelasan dari jenis tari tor tor tersebut:

wikimedia.org
1. Tor Tor Pangurason atau Pembersihan
Tari tor tor pangrason adalah disko yang dilakukan saat ada pesta besar. Sebelum acara dimulai, maka tempat ataupun lokasi pesta harus dibersihkan dengan jeruk purut. Tujuan berpunca kegiatan ini adalah untuk menyingkir bahaya dan murka alam.
2. Tor Tor Sipitu Cawan
Tarian ini pula disebut tari tujuh cawan. Tari tor tor sipitu kobok dilaksanakan detik programa pengangkatan sri paduka. Tarian ini mengisahkan 7 dara khayangan yang jebluk ke bumi untuk mandi di Argo Pusuk Buhit, kemudian sreg waktu yang bersamaan datang juga pisau sapta sarun alias piso sipitu sasarung.
3. Tor Tor Tunggal Panaluan
Keberagaman disko tor tor ini adalah bduaya riutal yang digelar saat desa sedang rantus musibah. Tari tor tor ini dilakukan oleh para dukun sebagaic ara untuk mendapat petunjuk kerumahtanggaan menguasai ki aib nan cak semau.
Keunikan Tari Tor Tor
Kesenian tari dari Batak ini sekali lagi punya keunikan sebagai halnya tari daerah lainnya. Beberapa keunikan dari dansa ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Wahana Komunikasi
Disko tor tor mempunyai fungsi sebagai tari normal dan sudah menjadi bagian berusul kebudayaan Batak. Selain menjadi tari dalam seremoni-upacara adat, tari tor tor juga menjadi media komunikasi. Peristiwa tersebut dapat dilihat pecah persuasi serta interaksi dengan seluruh anggota upacara.
2. Iringan Musik Gondang
Puas setiap pementasan, ajojing ini gegares diiringoleh irama gondang. N domestik memori Batak, musik gondang adalak seni budaya yang bernilai tinggi.
Dentuman yang dihasilkan dari musik ini akan membuat peronggeng tor tor mengalir semakin kuat. Musik gondang biasanya akan dimainkan sampai-sampai lalu sebelum tor tor dimulai.
3. Prosesi Tua Ni Gondang
Sebelum nada gondak dimainkan, hasuhutan ataupun tuan rumah akan meminta sesuatu kepada penabuh gondang. Tataran kebiasaan ini disebut prosesi sepuh ni gondang atau berkat dari musik gondang. Tuntutan tersebut disampaikan dengan bersusila santun pada setiap kesempatan.
Takdirnya suatu tuntutan telah selesai dan tersalurkan, maka akan diselingi tawon gondang dengan ritme tertentu. Hal tersebut dilakukan sebagau wujud berkah dari musik gondang kepada seluruh anggota seremoni tor tor.
4. Pendayagunaan Kain Ulos
Seragam yang dikenakan makanya peronggeng tor tor adalah kain sampur. Selempang adalah salah satu tiras khas tradisional dari Batak. Warna selempang yang digunakan umumnya adalah merah, hitam dan putih dengan hiasan tentun dari sutra emas atau perek.
Dahulu penggunaan sandang hanya sebatas perumpamaan selendang dan bahkan cuma dijumpai di upacara aturan. Akan belaka seiring kedatangan wisatawan yang bertambah, maka kain ini sekali lagi digunakan seumpama cindera ain.
5. Pemali Peronggeng Tor Tor
Keunikan lainnya merupakan adanya pantangan yang enggak bisa dilanggar saat mentortor ata menandak tor tor. Salah satu pantangannya ialah tangan peanri tak boleh melampaui diatas takat setimpal bahu.
Seandainya peronggeng melanggarnya larangan tersebut, maka penari dianggap menantang kelihatannya pun, meliputi dukun, adu pencak silatan serta tenaga batin. Selain itu, dipercaya kembali peanri akan beruntung kesialan.
Gondang Sembilan
Disko tor tor tak bisa dilepaskan dengan madukara gondang sembilan atau oleh masyarakat suku Mandailing dinamakan gordang sembilan. Gordang mempunyai kebaikan beduk dan sembil adalah jumlahnya.
Sendirisendiri kompang tersebut mempunyai ukuran dan penampang berbeda-beda, sehingga menghasilkan irama nan berbeda pula. Alat musik tradisional berpangkal Mandailing ini merupakan yang terbanyak diantara suku Batak dan menjadi warisan budaya Indonesia.
Gondang sembilan biasanya dimainkan oleh 6 basyar. Gendang paling kecil kecil ataupun nomor 1 dan 2 sebagai taba-taba, kemudian ke 3 laksana tepe-tepe, ke 4 andai kudong-kudong, ke 5 seumpama kudong-kudong nabalik, ke 6 bak pasilion, sedangkan ke 7,8 dan 9 umpama jengat.
Seperti tari tor-tor, dulunya gendang sembilan sekali lagi semata-mata dimainkan ketika acara atau upacara sakral, akan tetapi saat ini sudah berkembang sebagai kebudayaan sosial masyarakat. Kompang sembilan seringkali dimainkan momen acara pernikahan, menjawat pengunjung dan periode osean.
Keunikan dari alat musik ini adalah kehadiran pelantun yang disebut Maronang-onang. Pelantun ini kebanyakan adalah seorang lelaki yang akan menyanyikan syair-syair berkaitan dengan sejarah, doa dan keberkahan. Tema puisi yang dibawakan pula menyesuaiak permintaan dari empunya hajat atau sahibulbait.
Source: https://rimbakita.com/tari-tor-tor/
Posted by: bljar.com