Pengertian Sejarah Menurut Bahasa Inggris

Sejarah
(bahasa Yunani:

ἱστορία, historia

(artinya “mengusut, pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian”[1]); bahasa Arab:
تاريخ,
tārīkh; bahasa Jerman:

geschichte
) adalah kajian tentang masa lepas, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia.[2]
[3]
Dalam bahasa Indonesia,
ki kenangan,
babad,
hikayat,
riwayat,
tarikh,
tawarik,
tambo, atau
histori
dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa nan khusyuk terjadi pada masa lampau atau asal usul (keturunan) silsilah, terutama cak bagi raja-sultan yang memerintah.[4]
Ini adalah istilah umum yang berhubungan dengan peristiwa masa lampau serta penemuan, koleksi, organisasi, dan penyajian informasi mengenai peristiwa ini. Istilah ini mencakup kosmik, geologi, dan sejarah makhluk semangat, tetapi sering kali secara umum diartikan sebagai sejarah insan. Para sarjana yang batik tentang sejarah disebut ahli sejarah atau sejarawan. Situasi yang terjadi sebelum catatan tertulis disebut Prasejarah.[5]
[6]

Album sekali lagi dapat mengacu pada parasan akademis nan menggunakan narasi untuk menyelidiki dan menganalisis urutan peristiwa masa lalu dan secara objektif menentukan contoh sebab dan akibat yang membentuk mereka.[7]
[8]
Ahli sejarah terkadang memperdebatkan sifat ki kenangan dan kegunaannya dengan membahas penggalian tentang histori sebagai tujuan itu sendiri dan sebagai cara bikin memberikan “pandangan” puas permasalahan mutakhir.[7]
[9]
[10]
[11]

Cerita masyarakat lakukan suatu budaya tertentu, tetapi tidak didukung makanya pihak luar (seperti kisahan seputar Raja Arthur) biasanya diklasifikasikan ibarat peninggalan budaya atau legenda, karena mereka tidak kondusif “penggalian tertarik” yang diperlukan berpunca loyalitas album.[12]
[13]
Herodotus, abad ke-5 SM pakar sejarah Yunani internal umum Barat dianggap sebagai “Bapak Rekaman” dan bersama dengan kontemporer Thucydides, membantu menciptakan menjadikan dasar untuk studi berbudaya album manusia. Kiprah mereka terus dibaca setakat periode ini dan kepincangan antara budaya Herodotus dan Thucydides militer yang berfokus tetap menjadi titik perselisihan atau pendekatan dalam penulisan sejarah modern. Privat tradisi Timur, sebuah riwayat negara Chun Qiu dikenal untuk dikompilasi mulai sejak 722 SM meski teks-teks abad ke-2 SM selamat.[14]

Otoritas kuno sudah membantu penafsiran varian bibit sifat sejarah yang telah berkembang selama berabad-abad dan terus berubah hari ini. Studi maju sejarah mulai meluas, dan termasuk eksplorasi tentang daerah tertentu dan studi topikal tertentu ataupun atom tematik intern penyelidikan sejarah. Seringkali ki kenangan diajarkan sebagai bagian dari pendidikan pangkal, pendidikan madya, dan studi akademis sejarah ialah ilmu utama dalam penelitian di sekolah tinggi.

Etimologi

[sunting
|
sunting sendang]

Kata
album
secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة,
šajaratun) yang artinya pohon. Internal bahasa Arab sendiri, sejarah disebut
tarikh
(تاريخ). Adapun kata
tarikh
kerumahtanggaan bahasa Indonesia artinya abnormal lebih yakni
waktu
maupun
penanggalan. Kata sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yakni
historia
yang berguna guna-guna atau orang pandai. Kemudian internal bahasa Inggris menjadi
history, yang berfaedah masa lalu manusia. Kata lain yang mendatangi acuan tersebut yakni
Geschichte
nan berarti sudah terjadi.

Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, bawah-muasal istilah sejarah dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa diversifikasi, meskipun begitu, banyak yang memufakati bahwa istilah sejarah bersumber-muasal,internal bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti nan terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.

Istilah ini masuk dalam bahasa Inggris pada musim 1390 dengan makna “hubungan hal, cerita”. Pada Bahasa Inggris Pertengahan, artinya ialah “cerita” secara mahajana. Pembatasan terhadap arti “karangan peristiwa masa lampau” muncul pada penghabisan abad ke-15. Detik itu masih intern arti Yunani yang bilamana itu pun Francis Bacon menggunakan istilah tersebut pada akhir abad ke-16, ketika sira menulis tentang “Sejarah Alam”. baginya,
historia
adalah “pengetahuan tentang objek yang ditentukan oleh ruang dan waktu”, sehingga jenis pengetahuan disediakan oleh Pikiran (sementara Ilmu disediakan makanya akal bulus, dan sajak disediakan oleh fantasi).

Menilik lega makna secara kebahasaan semenjak beraneka ragam bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan keadaan. Maka dari itu karena itu, masalah perian bermakna n domestik mengetahui satu keadaan, maka para ahli sejarah cenderung tanggulang masalah ini dengan membuat periodisasi.

Dalam sebuah ekspresi ilmu bahasa sintetik vs. analitik / isolasi dikotomi, (史 vs. 诌) sekarang menunjuk prolog nan berbeda untuk sejarah manusia maupun bercerita secara umum. Di Jerman, Prancis, dan sebagian bahasa Jermanik dan Sentimental, prolog yang sepadan masih digunakan bakal pemakaian alas kata “sejarah” dan “kisah”.

kata sifat
historical
dibuktikan mulai sejak tahun 1661, dan
historic
bermula periode 1669.[15]

Historian
dalam pengartian sebuah “Pemeriksa memori” dibuktikan bersumber tahun 1531. n domestik semua bahasa Eropa, “sejarah” masih digunakan untuk pengusahaan introduksi “apa yang terjadi dengan junjungan-laki”, dan “studi ilmiah yang terjadi”, arti yang keladak sama sekali dibedakan dengan aksara kapital, “Sejarah”, atau kata
historiografi.[16]


[sunting
|
sunting mata air]

J.V. Bryce

Sejarah adalah gubahan dari apa yang mutakadim dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.

W.H. Walsh

Memori itu menitikberatkan pada kodifikasi yang berguna dan berjasa semata-mata bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan asam garam-camar duka manusia pada masa lepas lega situasi-kejadian nan penting sehingga merupakan kisah nan berarti.

Patrick Gardiner

Sejarah adalah guna-guna yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.[17]

Roeslan Abdulgani

Ilmu sejarah adalah pelecok satu cagak mantra makrifat yang meneliti dan menanyai secara berstruktur keseluruhan jalan masyarakat serta kemanusiaan pada masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud kerjakan kemudian menilai secara reaktif seluruh hasil penelitiannya tersebut, bakal seterusnya dijadikan gana pedoman bagi penilaian dan penentuan kejadian sekarang serta arah proses periode depan.[18]

Moh. Yamin

Sejarah adalah satu ilmu laporan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa kejadian yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.

Ibnu Khaldun (1332–1406)

Sejarah didefinisikan sebagai catatan akan halnya masyarakat umum manusia atau peradaban insan nan terjadi lega watak/sifat masyarakat itu.[19]

R. Moh. Ali

Moh. Ali dalam bukunya
Pengantar Histori Indonesia, mempertegas denotasi sejarah perumpamaan berikut:[20]

  1. Jumlah perubahan-perubahan, situasi atau kejadian intern kenyataan di sekeliling kita.
  2. Cerita tentang perlintasan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
  3. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-transisi, peristiwa, dan atau peristiwa dalam kenyataan di selingkung kita.

Klasifikasi

[sunting
|
sunting sumur]

Karena lingkup sejarah tinggal besar, teristiadat klasifikasi yang baik bagi memuluskan penelitian. Bila beberapa carik sebagaimana H.G. Wells, Will Durant, dan Ariel Durant menulis album dalam lingkup umum, kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing.

Ada banyak mandu untuk memilah informasi intern rekaman, antara lain:

  • Bersendikan kurun perian (kronologis).
  • Berdasarkan wilayah (geografis).
  • Berdasarkan negara (nasional).
  • Beralaskan kelompok suku bangsa (kedaerahan).
  • Bersendikan topik ataupun ki akal bahasan (topikal).

Dalam pemilahan tersebut, harus diperhatikan bagaimana cara penulisannya seperti melihat batasan-batasan temporal dan spasial tema itu seorang. Jika kejadian tersebut lain dijelaskan, maka sejarawan mungkin akan terkekang ke kerumahtanggaan falsafah ilmu bukan, misalnya sosiologi. Inilah sebabnya Immanuel Kant nan disebut-sebut sebagai Kiai Sosiologi mengejek sejarah sebagai “penata batu-bata” semenjak fakta-fakta sosiologis.

Banyak orang nan menyerang aji-aji sejarah. Para pengkritik tersebut melihat sejarah sebagai sesuatu nan bukan ilmiah karena tidak memenuhi faktor-faktor alamiah, terutama faktor “bisa dilihat atau dicoba kembali”, artinya rekaman semata-mata dipandang sebagai pengetahuan belaka, tak sebagai ilmu. Sebenarnya, pendapat ini kurang bisa dipedulikan akal bugar karena ki kenangan mustahil dapat diulang walau bagaimanapun caranya karena sejarah hanya terjadi sekali untuk selama-lamanya. Walau mendapat tantangan seperti itu, guna-guna sejarah terus berkembang dan menunjukkan keeksisannya dalam tataran mantra.

Gubahan sejarah

[sunting
|
sunting sumber]

Ahli rekaman mendapatkan deklarasi mengenai perian sangat dari bermacam ragam sumber, seperti karangan nan ditulis atau dicetak, rupe maupun benda kuno lainnya, bangunan dan monumen, serta dari interviu (nan rajin disebut sebagai “sejarah penceritaan”, alias
oral history
dalam bahasa Inggris). Cak bagi album maju, sumber-perigi terdepan makrifat sejarah yakni: foto, bentuk bergerak (misalnya: film layar pepat), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumur-sumber ini dapat digunakan untuk penggalian ki kenangan, karena tergantung pada perian yang hendak diteliti atau dipelajari. Investigasi sejarah pula gelimbir sreg historiografi, ataupun kaidah pandang sejarah, yang berbeda suatu dengan yang lainnya.

Suka-suka banyak alasan mengapa insan menyimpan dan menjaga catatan album, tercatat: alasan administratif (misalnya: keperluan sensus, catatan pajak, dan karangan penggalasan), alasan politis (kemustajaban memberi pujian atau celaan pada pemimpin negara, politikus, alias anak adam-manusia terdepan), alasan keimanan, kesenian, pencapaian olahraga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan hiburan.

Namun internal penulisan rekaman, sumber-sendang tersebut perlu dipilah-pilah. Metode ini disebut dengan kritik sumber. Suara mata air dibagi menjadi dua macam, yaitu ekstern dan intern. Kritik ekstern yakni kritik yang pertama mungkin harus dilakukan maka itu sejarawan saat engkau menulis karyanya, terutama takdirnya sendang memori tersebut konkret benda. Yakni dengan melihat validisasi bagan bodi karya tersebut, berangkat terbit tulangtulangan, warna dan segala apa hanya yang dapat dilihat secara badan. Sedang suara intern yaitu kritik yang dilihat dari isi perigi tersebut, apakah dapat dipertanggungjawabkan maupun enggak.

Soal jawab juga dipakai laksana perigi sejarah. Belaka terlazim pula sejarawan berperan perseptif baik kerumahtanggaan pemilahan narasumber sampai dengan translasi ke kerangka digital ataupun tulisan.

Sejarah dan prasejarah

[sunting
|
sunting sendang]

Suntuk, studi tentang sejarah terbatas pada pengkajian atas catatan tertulis atau sejarah yang diceritakan. Akan tetapi, seiring dengan peningkatan jumlah akademik profesional serta pembentukan silang guna-guna makrifat yang plonco selingkung abad ke-19 dan 20, terletak pula informasi sejarah hijau. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cagak guna-guna sosial lainnya terus mengasihkan informasi yang baru, serta menawarkan teori-teori bau kencur tentang ki kenangan manusia. Banyak ahli tarikh yang bertanya: apakah cabang-cabang ilmu publikasi ini termasuk privat aji-aji rekaman, karena penelitian yang dilakukan tak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah istilah plonco, merupakan nirleka, dikemukakan. Istilah “prasejarah” digunakan untuk mengelompokan cabang ilmu pengetahuan yang meneliti hari sebelum ditemukannya tulisan ki kenangan tertulis.

Plong abad ke-20, pemisahan antara memori dan prasejarah mempersulit riset. Sejarawan waktu itu mencoba meneliti bertambah dari tetapi cerita rekaman politik yang sahih mereka gunakan. Mereka menyedang meneliti menggunakan pendekatan mentah, seperti pendekatan sejarah ekonomi, sosial, dan budaya. Semuanya membutuhkan bermacam-macam sumur. Di samping itu, ahli prasejarah seperti [Vere Gordon Childe] menggunakan arkeologi kerjakan menjelaskan banyak kejadian-peristiwa utama di tempat-tempat nan biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan bukan prasejarah murni). Pemisahan sebagaimana ini lagi dikritik karena mengesampingkan beberapa kebudayaan, begitu juga yang ditemukan di Afrika Sub-Gurun dan di Amerika sebelum kedatangan Columbus.

Akhirnya, secara perlahan-persil selama sejumlah dasawarsa belakangan ini, pemecahan antara sejarah dan prasejarah sebagian besar telah dihilangkan.

Sekarang, enggak ada yang adv pernah pasti kapan ki kenangan dimulai. Secara mahajana rekaman diketahui sebagai ilmu nan mempelajari segala saja yang diketahui tentang masa tinggal umat bani adam (walau sudah erat bukan ada pemisahan antara sejarah dan prasejarah, ada permukaan aji-aji permakluman baru yang dikenal dengan Rekaman Ki akbar). Kini mata air-mata air apa saja yang dapat digunakan untuk mengarifi tentang sesuatu nan terjadi sreg waktu silam (misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, dan lain-lain), dituruti sebagai sumber yang halal oleh kebanyakan ahli tarikh.

Historiografi

[sunting
|
sunting sumber]

Historiografi adalah hobatan yang meneliti dan mengurai informasi sejarah berdasarkan sistem pengapit dan metafisika. Walau tentunya terdapat beberapa penyimpangan (pendapat subjektif) yang hakiki dalam semua penelitian yang berperilaku historis (keseleo satu yang paling samudra di antaranya yakni subjektivitas nasional), sejarah dapat dipelajari berasal tesmak pandang ideologis, misalnya: historiografi Marxisme.

Suka-suka kembali satu rajah pengandaian sejarah (judi mengenai album) yang dikenal dengan sebutan “ki kenangan virtual” atau “album kontra-faktual” (ialah: cerita rekaman nan anti—atau kontra—dengan fakta nan ada). Suka-suka beberapa ahli tarikh nan memperalat pendirian ini buat mempelajari dan menjelajahi peluang-kemungkinan yang ada apabila suatu kejadian tak berlantas atau malar-malar sebaliknya berlangsung. Hal ini mirip dengan jenis cerita fiksi album alternatif.

Metode analisis album

[sunting
|
sunting mata air]

Pandai-ahli sejarah terkemuka yang kondusif meluaskan metode kajian sejarah antara lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para tukang sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yang bersifat epos nasionalistik, dan memilih menunggangi narasi bersambungan nan lebih realistik.

Tukang album dari Prancis membudayakan metode sejarah kuantitatif. Metode ini menggunakan beberapa besar data dan mualamat untuk menelusuri hidup orang-orang privat sejarah.

Ahli sejarah dari Amerika, terutama mereka nan terilhami zaman gerakan hak asasi dan sipil, berusaha bikin lebih mengikutsertakan gerombolan-kerubungan etnis, suku, ras, serta keramaian sosial dan ekonomi dalam amatan sejarahnya.

Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan berkanjang mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka, album namun hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumur memori nan terserah. Dalam bukunya yang berjudul
In Defense of History
(terj: Pleidoi akan Sejarah), Richard J. Evans, sendiri mahaguru bidang ki kenangan modern berpangkal Sekolah tinggi Cambridge di Inggris, membela pentingnya studi sejarah bakal masyarakat.

Teori rekaman Marxian

[sunting
|
sunting sumber]

Teori marxis akan halnya materialisme album menteorikan bahwa masyarakat pada dasarnya ditentukan maka dari itu
kondisi material
lega waktu tertentu – dengan kata bukan, hubungan yang dimiliki suatu orang dan nan lain untuk menunaikan janji kebutuhan dasarnya serta keluarganya sebagai halnya bersantap, pakaian, tempat tinggal.[21]
Secara keseluruhan, Marx dan Engels mengklaim sudah lalu mengenali panca tahap berturut-masuk berpangkal jalan kondisi material ini di Eropa Barat.[22]
Historiografi Marxis dahulunya merupakan pandangan ortodoks di Uni Soviet, tapi sejak jatuhnya komunisme di sana pada 1991, Mikhail Krom mengatakan hal tersebut telah luluh ke batas kesarjanaan.[23]

Rekaman semu

[sunting
|
sunting sumber]

Sejarah semu adalah istilah nan diterapkan sreg goresan-tulisan yang dianggap berkarakter historis belaka berleleran berpunca konvensi historiografis standar sehingga melemahkan kesimpulannya. Sejarah semu tersapu dekat dengan revisionisme rekaman. Karya-karya yang menggandeng kesimpulan polemis dari bukti-bukti album baru, spekulatif, atau yang diperdebatkan, terutama di bidang nasional, garis haluan, militer, dan religius, sering kali ditolak dan dianggap sebagai album semu.

Pengajaran rekaman

[sunting
|
sunting sumber]

Kesarjanaan vs indoktrinasi

[sunting
|
sunting perigi]

Pertempuran sarjana samudra terjadi di Britania lega awal abad ke-20 tentang posisi pengajaran sejarah di perkumpulan. Di Oxford dan Cambridge, kesarjanaan sejarah diabaikan. Charles Harding Firth, Profesor Regius album Oxford pada 1904 mencemooh sistem ini karena paling kecil bagus sahaja menghasilkan reporter dangkal. Pembimbing Oxford, yang memiliki suara minor lebih banyak dibandingkan para profesor, mempertahankannya dengan menyatakan bahwa sistem ini berhasil menghasilkan negarawan, administrator, uskup, dan diplomat Britania terkemuka. Selain itu, misi mereka ekuivalen berharganya dengan melatih para cendekiawan. Para penyuluh mendominasi perdebatan itu sebatas setelah Perang Dunia II. Sistem ini memaksa calon cendekiawan muda untuk mengajar di sekolah-sekolah terpencil, seperti di Universitas Manchester, di mana Thomas Frederick Tout memprofesionalkan programa akademikus ki kenangan dengan memperkenalkan kajian sumber asli dan keharusan bikin menggambar tesis.[24]
[25]

Di Amerika Kongsi, kesarjanaan dikonsentasikan di perserikatan-universitas penting pembuat PhD, provisional sejumlah lautan perguruan tinggi dan universitas lainnya fokus pada pengajaran sarjana (strata satu). Lega abad ke-21, mode perguruan-perguruan tersebut semakin menuntut produktivitas ilmiah dari staf pengajar mudanya. Selain itu, universitas semakin mengelepai puas asisten paruh tahun nan makin murah untuk melakukan sebagian besar indoktrinasi di kelas.[26]

Semangat kebangsaan

[sunting
|
sunting sumber]

Sejak permulaan sistem sekolah nasional pada abad ke-19, pencekokan pendoktrinan ki kenangan untuk melejitkan sentimen nasional menjadi prioritas utama. Di Amerika Seritkat sehabis Perang Dunia Permulaan, sebuah gerakan kuat unjuk di tingkat perserikatan untuk mengajarkan mata kuliah tentang Peradaban Barat, bikin memberikan mahasiswa manah warisan bersama dengan Eropa. Setelah 1980, perhatian di AS semakin bergerak ke jihat pencekokan pendoktrinan sejarah dunia atau mengharuskan mahasiswa kerjakan mencoket mata khotbah tentang budaya non-Barat, bakal mempersiapkan mereka arwah dalam ekonomi global.[27]

Di tingkat sekolah tinggi, sejarawan memperdebatkan permasalahan mengenai apakah sejarah lebih merupakan guna-guna sosial atau humaniora. Banyak yang memandang ki kenangan timbrung ke keduanya. Di Indonesia, sebagian ki akbar program ilmu sejarah dikelompokkan ke kerumahtanggaan fakultas humaniora.

Pengajaran sejarah di sekolah-sekolah Prancis dipengaruhi oleh
Nouvelle histoire, yang disebarluaskan setelah tahun 1960 oleh
Cahiers pédagogiques and Enseignement
dan buku harian-jurnal lain bikin para guru. Institut national de recherche et de documentation pédagogique (INRDP), juga berpengaruh dalam indoktrinasi sejarah. Joseph Leif, Penyelia Jenderal pelatihan guru mengatakan pesuluh momongan-anak harus belajar mengenai pendekatan sejarawan serta akan halnya fakta dan rontok. Louis François, Dekan kerumunan Album/Ilmu permukaan bumi di Inspectorate of National Education mensyurkan guru untuk menyediakan inskripsi historis dan mempromosikan “metode aktif” yang akan memberi murid “kebahagiaan luar jamak atas penciptaan”. Para pendukungnya menyatakan itu adalah reaksi terhadap metode menghafal nama dan tanggal yang dikaitkan dengan indoktrinasi album, sehingga membuat siswa bosan. Kelompok tradisionalis memprotes keras karena itu adalah inovasi postmodern nan bisa menjadikan siswa menjadi abai terhadap patriotisme Prancis dan identitas nasional.[28]

Bias di pencekokan pendoktrinan sekolah

[sunting
|
sunting sumber]

Buku ki kenangan di toko buku

Di beberapa negara, buku pelajaran sejarah yaitu instrumen bikin menumbuhkan patriotisme dan patriotisme, serta memberi siswa pandangan normal adapun rival kebangsaan.[29]

Di banyak negara, buku pelajaran ki kenangan disponsori oleh pemerintah nasional dan ditulis dengan memprioritaskan pusaka nasional. Misalnya di Jepang, kutipan mengenai Genosida Nanking telah dihapus semenjak sentral pelajaran, serta topik keseluruhan Perang Dunia Kedua hanya dibahas sepintas. Situasi ini mendapat unjuk rasa semenjak negara lainnya.[30]
Hal ini pun menjadi kebijakan kriteria di negara komunis untuk saja menyajikan historiografi Marxis yang kaku.[31]
[32]

Di Amerika Serikat, ki kenangan Amerika Konsorsium Kidul, perbudakan, dan Perang Tali pusar Amerika merupakan topik kontroversial. McGraw-Hill Education misalnya, dikritik karena buku pelajarannya menjelaskan cucu adam Afrika yang dibawa ke persawahan Amerika ibarat “pekerja”, bukannya budak seperti nan selayaknya.[33]

Sejarawan akademis sering berperang mengimbangi politisasi rahasia pelajaran, dan sekali-kali berhasil.[34]
[35]

Di Jerman abad ke-21, kurikulum sejarah dikendalikan oleh sendirisendiri 16 negara bagian. Serta ditandai bukan oleh superpatriotisme, melainkan makanya “nada yang dempang pasifistik dan sengaja tidak patriotik” dan mencerminkan “pendirian-prinsip nan dirumuskan oleh organisasi sejagat seperti UNESCO dan Dewan Eropa, sehingga berorientasi pada hak asasi individu, kerakyatan dan perdamaian.” Hasilnya, “muslihat tutorial di Jerman galibnya mengedrop kebanggaan dan ambisi kebangsaan, serta bertujuan untuk mengembangkan pemahaman kewarganegaraan yang berpusat pada demokrasi, progres, hak asasi manusia, perdamaian, toleransi, dan Keeropaan.”[36]

Permukaan studi

[sunting
|
sunting perigi]

Kewedanan

[sunting
|
sunting mata air]

  • Sejarah Afrika
  • Album Amerika
    • Sejarah Amerika Utara
    • Sejarah Amerika Perdua
    • Ki kenangan Karibia
    • Ki kenangan Amerika Selatan
  • Sejarah Antartika
  • Sejarah Australia
  • Album Selandia Plonco
  • Sejarah Kepulauan Pasifik
  • Sejarah Eurasia
    • Ki kenangan Eropa
    • Sejarah Asia
      • Sejarah Asia Timur
      • Memori Timur Perdua
      • Sejarah India
      • Album Asia Tenggara

Guna-guna sokong sejarah

[sunting
|
sunting sumber]

Berikut ini adalah ilmu-aji-aji tolong sejarah.

  • Ilmu antropologi
  • Guna-guna arkeologi
  • Ilmu biologi
  • Ilmu ilmu kependudukan
  • Mantra etnografi
  • Hobatan epigrafi
  • Aji-aji filologi
  • Ilmu genealogi
  • Aji-aji geologi
  • Ilmu ilmu area
  • Mantra keramologi
  • Hobatan kronologi
  • Mantra ilmu bahasa
  • Guna-guna numismatik
  • Ilmu paleoantropologi
  • Ilmu paleografi
  • Ilmu paleontologi
  • Ilmu sosiobiologi
  • Guna-guna sosiologi
  • Ilmu statistika

Lihat kembali

[sunting
|
sunting sendang]

Metode

[sunting
|
sunting perigi]

  • Ilmu bantu rekaman
  • Pendalaman kearsipan
  • Bibliografi
  • Daftar jurnal sejarah
  • Sejarah populer
  • Sejarah peteng

Topik

[sunting
|
sunting sumur]

  • Historiografi Indonesia
  • Klasik
    • Historiografi Yunani
    • Historiografi Romawi
  • Historiografi Tiongkok
  • Historiografi Revolusi Prancis
    • Aliran Annales, di Prancis
  • Historiografi Jerman
    • Sirkuit Bielefeld, di Jerman
  • Historiografi Islam awal
  • Historiografi Jepang
  • Abad Pertengahan
    • Abad Kegelapan (historiografi)
  • Historiografi Mbuk Soviet
  • Historiografi Amerika Serikat
  • Sejarah dunia
  • Historiografi Perang Marcapada II
  • Historiografi Perang Dingin

Pustaka

[sunting
|
sunting mata air]


  1. ^


    “Online Etymology Dictionary”. Etymonline.com. Diakses tanggal
    2010-05-16
    .





  2. ^


    “History Definition”. Diakses tanggal
    21 January
    2014
    .





  3. ^


    “What is History & Why Study It?”. Diarsipkan dari versi lugu tanggal 2014-02-01. Diakses tanggal
    21 January
    2014
    .





  4. ^


    “Arsip arsip”. Diarsipkan dari varian kalis rontok 2009-08-05. Diakses copot
    2009-06-16
    .





  5. ^


    Brian Fagan (2017).
    World Prehistory: A Brief Introduction
    (edisi ke-9). London: Routledge. hlm. 8. ISBN 978-1-317-27910-5. OCLC 958480847.





  6. ^


    Forsythe, Gary (2005).
    A Critical History of Early Rome: From Prehistory to the First Punic War. Berkeley: University of California Press. hlm. 12. ISBN 978-0-520-94029-1. OCLC 70728478.




  7. ^


    a




    b




    Professor Richard J. Evans (2001). “The Two Faces of E.H. Carr”.
    History in Focus, Issue 2: What is History?. University of London. Diakses terlepas
    10 November
    2008
    .





  8. ^


    Professor Alun Munslow (2001). “What History Is”.
    History in Focus, Issue 2: What is History?. University of London. Diakses tanggal
    10 November
    2008
    .





  9. ^


    Tosh, John (2006).
    The Pursuit of History
    (edisi ke-4th). Pearson Education Limited. ISBN 1-4058-2351-8.



    p 52

  10. ^


    Peter Horizon. Stearns, Peters Seixas, Sam Wineburg (eds.), ed. (2000). “Introduction”.
    Knowing Teaching and Learning History, National and International Perspectives. New York & London: New York University Press. hlm. 6. ISBN 0-8147-8141-1.





  11. ^


    Nash l, Gary B. (2000). “The “Convergence” Paradigm in Studying Early American History in Schools”. Kerumahtanggaan Peter Falak. Stearns, Peters Seixas, Sam Wineburg (eds.).
    Knowing Teaching and Learning History, National and International Perspectives. New York & London: New York University Press. hlm. 102–115. ISBN 0-8147-8141-1.





  12. ^


    Seixas, Peter (2000). “Schweigen! die Kinder!”. Dalam Peter N. Stearns, Peters Seixas, Sam Wineburg (eds.).
    Knowing Teaching and Learning History, National and International Perspectives. New York & London: New York University Press. hlm. 24. ISBN 0-8147-8141-1.





  13. ^


    Lowenthal, David (2000). “Dilemmas and Delights of Learning History”. Dalam Peter N. Stearns, Peters Seixas, Sam Wineburg (eds.).
    Knowing Teaching and Learning History, National and International Perspectives. New York & London: New York University Press. hlm. 63. ISBN 0-8147-8141-1.





  14. ^


    Wilkinson, Endymion (2012).
    Chinese History: A New Manual. Harvard-Yenching Institute Monograph Series
    84. Cambridge: Harvard-Yenching Institute. hlm. 612. ISBN 978-0-674-06715-8.





  15. ^

    Whitney, W. D.
    The Century dictionary; an encyclopedic lexicon of the English language. New York: The Century Co, 1889.

  16. ^

    Ferrater-Mora, José.
    Diccionario de Filosofia. Barcelona: Tajuk karangan Ariel, 1994.

  17. ^


    Patrick Gardiner (1958).
    The Nature of Historical Explanation. Oxford: Oxford University Press. hlm. 119.





  18. ^


    Ruslan Abdulgani (1963).
    Penggunaan Ilmu Sejarah. Jakarta: Prapanca. hlm. 22.





  19. ^


    Charles Issawi (1964).
    An Arab Philosophy of History: Selections from the Prolegomena of Ibn Khaldun of Tunis. Oxford: Oxford University Press. hlm. 36.





  20. ^


    R. Moh. Ali (2005).
    Pengantar Ilmu Memori Indonesia. Yogyakarta: LKiS. hlm. 12.





  21. ^

    See, in particular, Marx and Engels,
    The German Ideology

  22. ^

    Marx makes no claim to have produced a temperatur key to history. Historical materialism is titinada “an historico-philosophic theory of the marche generale imposed by fate upon every people, whatever the historic circumstances in which it finds itself” (Marx, Karl: Letter to editor of the Russian paper
    Otetchestvennye Zapiskym, 1877). His ideas, he explains, are based on a concrete study of the actual conditions that pertained in Europe.

  23. ^

    Mikhail M. Krom, “From the Center to the Margin: the Fate of Marxism in Contemporary Russian Historiography,”
    Storia della Storiografia
    (2012) Issue 62, pp. 121–130

  24. ^

    Ivan Roots, “Firth, Sir Charles Harding (1857–1936)”,
    Oxford Dictionary of National Biography
    (Oxford University Press, 2004) Online; accessed 10 Nov 2014

  25. ^

    Reba Soffer, “Nation, duty, character and confidence: history at Oxford, 1850–1914.”
    Historical Journal
    (1987) 30#01 pp. 77–104.

  26. ^

    Frank Donoghue,
    The Last Professors: The Corporate University and the Fate of the Humanities
    (2008)

  27. ^

    Jacqueline Swansinger, “Preparing Student Teachers for a World History Curriculum in New York,”
    History Teacher, (November 2009), 43#1 pp. 87–96

  28. ^

    Abby Waldman, ” The Politics of History Teaching in England and France during the 1980s,”
    History Workshop Journal
    Issue 68, Autumn 2009 pp. 199–221 online

  29. ^

    Jason Nicholls, ed.
    School History Textbooks across Cultures: International Debates and Perspectives
    (2006)

  30. ^

    Claudia Schneider, “The Japanese History Textbook Controversy in East Asian Perspective,”
    Annals of the American Academy of Political and Social Science, May 2008, Vol. 617, pp. 107–122

  31. ^

    “Problems of Teaching Contemporary Russian History,”
    Russian Studies in History, Winter 2004, Vol. 43 Issue 3, pp. 61–62

  32. ^


    Wedgwood Benn, David (2008). “Blackwell-Synergy.com”.
    International Affairs.
    84
    (2): 365–370. doi:10.1111/j.1468-2346.2008.00708.x.





  33. ^


    Fernandez, Manny; Hauser, Christine (5 October 2015). “Texas Mother Teaches Textbook Company a Lesson on Accuracy”.
    The New York Times
    . Diakses tanggal
    14 July
    2018
    .





  34. ^

    “Teaching History in Schools: the Politics of Textbooks in India,”
    History Workshop Journal, April 2009, Issue 67, pp. 99–110

  35. ^

    Tatyana Volodina, “Teaching History in Russia After the Collapse of the USSR,”
    History Teacher, February 2005, Vol. 38 Issue 2, pp. 179–188

  36. ^

    Simone Lässig and Karl Heinrich Pohl, “History Textbooks and Historical Scholarship in Germany,”
    History Workshop Journal
    Issue 67, Spring 2009 pp. 128–129 online at project MUSE

Referensi selanjutnya

[sunting
|
sunting sumber]

  • The American Historical Association’s Guide to Historical Literature, 3rd ed., eds. Mary Beth Norton and Pamela Gerardi (2 vol, Oxford U.P. 1995) 2064 pages; annotated guide to 27,000 of the most important English language history books in all fields and topics
  • Benjamin, Jules R.
    A Student’s Guide to History
    (2009)
  • Carr, E.H., with a new introduction by Richard J. Evans.
    What is History?
    Basingstoke: Palgrave Macmillan, 2001, ISBN 0-333-97701-7.
  • Cronon, William. “Storytelling.”
    American Historical Review
    118.1 (2013): 1–19. online, Discussion of the impact of the end of the Cold War upon scholarly research funding, the impact of the Internet and Wikipedia on history study and teaching, and the importance of storytelling in history writing and teaching.
  • Evans, Richard J.
    In Defence of History.
    W.W. Norton & Company (2000), ISBN 0-393-31959-8.
  • Furay, Conal, and Michael J. Salevouris.
    The Methods and Skills of History: A Practical Guide
    (2010)
  • Kelleher, William.
    Writing History: A Guide for Students
    (2008) excerpt and text search

    • Lingelbach, Gabriele. “The Institutionalization and Professionalization of History in Europe and the United States.” in
      The Oxford History of Historical Writing: Volume 4: 1800–1945
      4 (2011): 78+ online
  • Presnell, Jenny L.
    The Information-Literate Historian: A Guide to Research for History Students
    (2006) excerpt and text search
  • Tosh, John;
    The Pursuit of History
    (2006), ISBN 1-4058-2351-8.
  • Woolf D.R.
    A Global Encyclopedia of Historical Writing
    (Garland Reference Library of the Humanities) (2 vol 1998) excerpt and text search
  • Williams, H.S. (1907).
    The Historians’ History of the World. (ed., This is Book 1 of 25 Volumes; PDF version is available)

Pranala luar

[sunting
|
sunting sumber]

  • Situs best history .jaring
  • Situs BBC History
  • Internet History Sourcebooks Project Diarsipkan 2009-04-16 di Wayback Machine. Lihat kembali Internet History Sourcebooks Project. Kumpulan domain umum dan teks sejarah nan bisa disalin bikin tujuan pendidikan
  • The History Channel Online
  • History Channel UK



Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah

Posted by: bljar.com