Laporan Percobaan Korosi Pada Paku





LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI PADA PAKU


D
I
S
U
S
U
N


OLEH :


SMA NEGERI 8 BULUKUMBA


TAHUN AJARAN 2013/2014


Alas kata PENGANTAR



Puji terima kasih saya panjatkan kehadirat Almalik SWT nan sudah mengasihkan rahmat serta pemberian-Nya kepada saya sehingga berakibat mengamankan

laporan

ini.


Butir-butir


ini berisikan tentang ”


korosi pada paku

”. Di harapkan

deklarasi

ini boleh mengasihkan deklarasi kepada kita semua adapun ”


korosi plong paku “.

Saya mencatat bahwa

mualamat

ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun burung laut saya harapkan demi kesempurnaan

deklarasi

ini.

Akhir alas kata,saya sampaikan terima rahmat kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan

laporan

ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

Bulukumba,
19


oktober 2013





Penggarap


DAFTAR ISI

Sekapur sirih……………………………………………………………………………..


I

….

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….


II




BAB I PENDAHULUAN


A.



Latar Belakang…………………………………………………………………….


1





B.



Maksud

………………………………………………………………………………….


1


C.



Kepentingan


……………………………………………………………………………….


1

BAB II


TINJAUAN PUSTAKA


A.



Pengertian metal dan korosi………………………………………………….
2


B.



Penyebab korosi dan pengendalian korosi…………………………
3

Gerbang III


PROSEDUL PRAKTIKUM


A.



Perangkat dan target…………………………………………………………………….
5


B.



Susah kerja………………………………………………………………………..
5


C.



Waktu pengamatan……………………………………………………………..
5

Ki IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A.



Hasil…………………………………………………………………………………….
6


B.



Pembahasan
………………………………………………………………………
7

Pintu V MENJAWAB Pertanyaan……………………………………………………
9

Gapura IV Intiha


A.



Inferensi……………………………………………………………………..


10





B.




Saran………………………………………………………………………………


13

DAFTAR Wacana


Pintu I


PENDAHULUAN



A.





Latar Bokong

Dalam bahasa sehari-musim korosi dikenal dengan perkaratan yakni sesuatu yang karib dianggap sebagai inversi mahajana masyarakat. Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala subversif yang mempengaruhi hampir semua ferum. Besi adalah riuk satu dari banyak keberagaman logam yang mengalami korosi, bukan perrlu diingkari bahwa logam itu minimum sediakala menimbulkan korosi serius. Karena itu lain mengherankan bila istilah korosi dan karat dekat dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat destruktif logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari preventif korosi percobaan kali ini difokuskan makanya masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah nan

dapat menghambat terjadinya korosi.

.





B.





Pamrih Praktikum







Praktikum ini bertujuan untuk :


1.



Untuk mengarifi p
aku plong

aqua

gelas manakah yang menjadi berkarat
.


2.



Faktor-faktor apa cuma yang menyebabkan besiberkarat.


3.



C
ara pencegahan korosi

pada besi.



A.





Keistimewaan



Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapakan akan diperoleh manfaat bak berikut :


1.



Bisa mengarifi sifat bermula berbagai ragam bahan terhadap besi.


2.



Dapat menambah pemberitaan akan halnya korosi (karat).


3.



Dapat melatih siswa hendaknya terampil dalam melakukan kegiatan praktikum.


BAB II




TINJAUAN Bacaan



A.





Pengertian



Besi dan Korosi



1.





Besi

Logam adalah logam yang berbunga dari bijih besi (tambang) nan banyak digunakan lakukan semangat individu sehari-hari berpokok nan penting hingga dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, logam mempunyai huruf angka Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tataran.
Metal adalah logam yang paling kecil banyak dan paling berbagai rupa penggunaannya

Hal itu karena bilang hal, diantaranya:






• Keglamoran logam di kulit dunia memadai besar,







• Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan







• Besi mempunyai sifat-rasam yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi semangat pakai bervariasi barang atau bangunan yang menggunakan metal alias baja. Sebenarnya korosi boleh dicegah dengan menafsirkan besi menjadi jamur resistan karat (stainless steel), akan belaka proses ini terlalu mahal bikin kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bermacam-macam jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi ferum berusul korosi.



2.





Korosi








Korosi


adalah kerusakan atau deteriorasi

ferum

akibat reaksi

redoks

antara suatu logam dengan bineka zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang lain dikehendaki. Dalam bahasa sehari-musim, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling stereotip yakni perkaratan besi.












Sreg peristiwa korosi, metal mengalami

oksidasi
, sedangkan oksigen (udara) mengalami

korting
. Karat logam umumnya yaitu berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi ialah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.











Korosi merupakan proses

elektrokimia
. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu main-main ibarat

anode
, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)
<–> Fe2+
(aq)
+ 2e







Elektron nan dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bermain laksana

katode
, di mana oksigen tereduksi




.
O2
(g)
+ 4H+
(aq)
+ 4e <–> 2H2O(l)









atau
Ozon2
(g)
+ 2H2O(l)
+ 4e <–> 4OH
(aq)









Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membuat ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yakni karat besi. Mengenai bagian mana berusul besi itu yang bertindak sebagai anode dan adegan mana yang berperan sebagai katode, bergantung pada beraneka rupa faktor, misalnya zat pengotor, ataupun perbedaan rapatan metal itu.
Korosi boleh pula diartikan perumpamaan serangan nan merusak metal karena logam bereaksi secara

ilmu pisah

maupun

elektrokimia

dengan lingkungan. Cak semau definisi tak yang mengatakan bahwa korosi adalah imbangan dari proses

ekstraksi

logam dari bijih

mineralnya
. Contohnya, bijih mineral logam

ferum

di alam nonblok ada dalam gambar

senyawa


besi oksida

atau

besi sulfida
, selepas diekstraksi dan terjamah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan

rabuk

ataupun

baja paduan
. Selama pemakaian, jamur tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa logam oksida).

Deret Volta

dan

hukum Nernst

akan membantu bagi dapat mengerti kebolehjadian terjadinya korosi. Kecepatan korosi adv amat tergantung pada banyak faktor, seperti mana ada atau tidaknya salutan oksida, karena sepuhan oksida dapat membancang beda

potensial

terhadap

elektroda

lainnya nan akan sangat berbeda bila masih suci dari oksida.






B.





Penyebab korosi dan Pengendalian korosi


1.




Penyebab korosi

Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nan berasal berusul bulan-bulanan itu seorang dan berpangkal lingkungan. Faktor dari alamat meliputi kemurnian bulan-bulanan, struktur incaran, rang kristal, unsur-molekul kelumit yang terserah dalam bulan-bulanan, teknik pencampuran objek dan sebagainya.
Faktor bersumber lingkungan menutupi tingkat pencemaran udara, temperatur, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia nan bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-target korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik kerumahtanggaan bentuk senyawa an-organik maupun organik.

Penguapan dan pelepasan bahan-korban korosif ke peledak boleh mempercepat proses korosi. Gegana intern ruangan yang plus cemberut atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal perumpamaan bahan korosif. Dalam pabrik, bahan ini rata-rata dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) ialah alamat ilmu pisah nan cukup banyak digunakan kerumahtanggaan kegiatan industri. Plong suhu dan tekanan normal, bahan ini subur dalam rang tabun dan adv amat mudah rontok ke udara.





2.




Pengendalian korosi







Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai rupa barang atau konstruksi yang menggunakan besi atau pupuk. Selayaknya korosi bisa dicegah dengan mengubah ferum menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan doang, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.











Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa plural keberagaman logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Prinsip-cara preventif korosi logam nan akan dibahas berikut ini didasarkan plong dua kebiasaan tersebut.




1. Mencelup. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Pencelup menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.








2. Melumuri dengan oli atau kaya. Prinsip ini diterapkan buat bermacam-macam perkakas dan mesin. Oli dan kreatif mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik. Beragam barang, misalnya rak piring dan keranjang besikal dibalut dengan plastik. Plastik mencegah sangkut-paut ferum dengan peledak dan air.







4. Kangsa plating (pelapisan dengan timah).







Kaleng-kaleng kemasan terbuat berbunga besi nan dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Rejasa tergolong besi yang tahan karat. Besi nan dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak suka-suka kontak dengan oksigen (gegana) dan air. Akan semata-mata, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergurat, maka timah justru mendorong/mengerapkan korosi metal. Hal itu terjadi karena potensial potongan harga logam makin destruktif ketimbang rejasa. Maka dari itu karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membuat suatu sel elekrokimia dengan besi laksana anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan namun, hal itu lebih lagi yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng ajang cepat mengabu.







5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink).







Pipa ferum, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi logam berasal korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena satu mekanisme nan disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi makin positif daripada zink, maka logam yang koneksi dengan zink akan takhlik hotel prodeo elekrokimia dengan besi seumpama katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.







6. Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Ferum atau rabuk kembali dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya buat bumper mobil. Cromium plating sekali lagi dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak







7. Sacrificial protection (pengorbanan anode).







Magnesium ialah logam yang jauh bertambah aktif (berjasa lebih mudah berkerak) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan ferum, maka magnesium itu akan berdekil tetapi logam tidak. Cara ini digunakan bagi melindungi gudu-gudu serat nan ditanam kerumahtanggaan tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, jenazah magnesium harus diganti.


Gerbang II


I



PROSEDUR PRAKTIKUM





A.





Perkakas dan Bahan






6
  biji pelir paku






6

buah gelas


aqua


plastik






Air

Absah






Air yang sudah dipanas






Larutan garam






Cairan cuka






Karet bilang-bilang



B.





Rumit kerja





1.




Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.



2.




Siapkan tabel hasil pengamatan sebagai halnya berikut.


Identitas Aqua beling


Transisi yang terjadi

A

Musim ke-1:

Hari ke-2:

Hari ke-3:

Hari ke-4

Hari ke-5:

Hari ke-6:

Hari ke-7:

B

3.


Serah identitas aqua beling tersebut mulai sejak A-F

4.


Perlakuan paku setiap aqua gelas andai berikut :

Pada aqua gelas A: diisi paku saja dengan peristiwa terbuka

Pada aqua gelas B: diisi paku dan air lumrah.

Pada aqua gelas C: diisi paku dan air yang sudah lalu mendidih.

Puas aqua kaca D selaras perlakuannya dengan aqua gelas A hanya bedanya puas aqua D di beri tutup dengan plastik nan telah di sediakan dan di ikatkan dengan karet gelang.

Pada aqua gelas E : diisi paku dan air serta ditambah garam 1 sendok bersantap.

Plong aqua kaca F: diisi pakis dan air serta di tambah cair cuka 2 sendok makan.

5.


Sesudah semua radu letakkan ke 8 aqua gelas tersebut di tempat nan baik yang tidak terkena sinar matahari

6.


Kemudian amati dan tulis perubahan nan terjadi selama 1 ahad



C.





Waktu pengamatan

Pengamatan dilakukan puas copot 14 oktober 2013 hingga 19 oktober 2013.


Gapura I


V
HASIL DAN PEMBAHASAN



A.





Hasil

Berpunca pengamatan yang kami untuk kami memperoleh hasil sbb.


Identitas


Gelas


Perubahan yang Terjadi

A

Perian ke-1: Belum terjadi persilihan

Periode ke-2: Belum mengalami perubahan

Hari ke-3: Bukan terjadi korosi

Musim ke-4: Tidak terjadi korosi

Hari ke-5: Bukan terjadi korosi

Hari ke-6: Tidak terjadi korosi

B

Hari ke-1:

Belum ada Pertukaran

Hari ke-2:

Terjadi perubahan, tiba timbul korosi pada pak
u

dibagian bawah


Hari ke-3:

Terjadi persilihan, mulai timbul korosi pada buntelan
u

Diba
gian tengah,

Perian ke-4:

Terjadi perubahan, start keluih korosi sreg pak
u

dan warna air menjadi asfar.

Hari ke-5:

Mengalami korosi
dan warna air menjadi asfar.

Tahun ke-6:

Korosi lebih banyak

C

Hari ke-1: Belum suka-suka perubahan

Periode ke-2: Terjadi pergantian sedikit korosi

Perian ke-3: Mengalami korosi di semua bagian paku dan warna air sedikit kekuninggan

Hari ke-4:

Mengalami korosi di semua bagian pakis dan corak air plong paku menguning.

Waktu ke-5:

Air menjadi menguning karena paku berkorosi bertambah banyak.

Musim ke-6:

Korosi bertambah banyak di seluruh fragmen paku

D

Hari ke-1: Belum terserah perubahan

Hari ke-2: Belum ada perubahan

Hari ke-3: Bukan terjadi korosi

Hari ke-4: Bukan terjadi korosi

Periode ke-5: Tidak terjadi korosi

Waktu ke-6: Tidak terjadi korosi

E

Hari ke-1:

Belum suka-suka perubahan

Hari ke-2:

Belum suka-suka perubahan

Hari ke-3:

Tiba mengalami perubahan

Waktu ke-4:

Mulai mengalami korosi di semua bagian pakis dan dandan air pada paku masak.Serta terjadi penguapan.

Hari ke-5:

Air menjadi menguning karena paku berkorosi lebih banyak.

Dan korosi kian banyak
Serta terjadi penguapan.

Waktu ke-6:

Korosi bertambah banyak di seluruh putaran paku dan corak air menguning.Serta terjadi penguapan.

F

Perian ke-1:

Belum ada perubahan

Hari ke-2:

Mulai mengalami persilihan

Perian ke-3:

Terjadi perubahan, timbul gelembung-gelembung di selingkung paku dan paku berubah menjadi hitam, air tetap berwarna putih.

Hari ke-4:

Terjadi peralihan, timbul gelembung-gelembung di sekitar paku dan paku berubah menjadi hitam, air tetap berwarna suci

Waktu ke-5:

Gelembung-gelembung bertambah banyak di sekitar pakis dan paku berubah menjadi hitam, air konstan berwarna putih.

Hari ke-6:

Gelembung-gelembung lebih banyak di selingkung paku dan pakis berubah menjadi hitam, air setia berwarna putih.



B.





Pembahasan

Berpangkal hasil pengamatan tersebut, kita menerimakan 4 perlakuan beda sreg paku yaitu paku yang diberi air biasa, paku yang diberi air yang sudah dimasak, pemberian air garam pada paku, pemberian air cuka pada paku tersebut serta 2 perlakuan berbeda puas aqua gelas yakni aqua kaca tertutup dan tidak tertutup.

Dari hasil pengamatan selama 6 tahun kami mendapati bahwa pada medium aqua terbuka pada paku A (minus air) enggak terjadi korosi, puas pakis B (air halal) terjadi korosi secara menyeluruh pada paku dan mewujudkan air pada pakis tersebut berubah warnanya menjadi kuning ,pada paku C(air nan sudah lalu dimasak) terjadi korosi dan membuat air pada paku tersebut berubah warnanya menjadi kuning, Kami juga berbuat pangamatan lega medium aqua kaca tertutup dan kami mendapati bahwa paku D(minus air) tidak terjadi korosi sedikitpun dalam 6 hari pengamatan, puas paku E( air garam ) terjadi korosi secara keseluruhan dan membuat air pada paku tersebut berubah warnanya menjadi kuning
serta terjadi penguapan, padahal puas paku F(air cuka) CH3COOH terjadi korosi secara keseluruhan dengan kejadian paling kecil cepat terjadinya korosi di bandingkan dengan hal bukan tetapi pakis berwarna hitam. Peristiwa ini di karenakan cemberut lebih cepat menyebabkan korosi.

Setelah di bandingkan ternyata secara keseluruhan pakis yang bukan dijangkiti air tidak mengalami korosi.

Perbedaan juga terjadi antara paku

di air halal/ air panas / air garam dengan paku di air cuka
. Korosi yang terjadi sreg paku yang diletakkan di air

konvensional/ air merangsang / air garam




berwarna kuning dan air juga berubah menjadi asfar, karena korosi tersebut terjadi oleh oksodasi oksigen. padahal korosi yang terjadi sreg paku yang diletakkan
di air cuka berwarna hitam, korosi tersebut terjadi karena asam puas cuka

.


Bab



V
MENJAWAB Tanya


1.



Segala apa guna CaCl2
dalam percobaan korosi?

Jawab : yaitu kerjakan mencegah korosi maupun pengkaratan puas Fe atau Pakis. CaCl2
menyerap nyamur karena itu di dalam bumbung semata-mata terdapat besi dan oksigen,sehingga besi tak dapat mengalami reaksi reduksi dan korosi tidak terjadi. Dan CaCl2
berfungsi untuk mendukung meningkatkan kadar kalsium air, yang pada gilirannya meminimalkan potensi terjadinya

korosi
, karena kalsium klorida padat dapat menghilangkan air terlarut


2.



Mengapa air dalam botol C didikan terlebih suntuk ?

Jawab : karena air yang telah didihkan tersebut akan kehilangan kas dapur oksigen terlarutnya, karena plong proses pemanasan akan terjadi penguapan.


3.



N domestik pot yang mana paku paling cepat berkarat ?

Jawab : sreg silinder ketiga yang digdaya paku berisi air panas. Hal ini terjadi karena seperti yang kita ketahui bahwa faktor
utama
penyebab terjadinya korosi adalah adanya air dan oksigen. Pada tabung ketiga nan sakti air erotis, terdapat air dan oksigen terlarut. Selain itu, keadaan tabung yang terbuka, memungkinkan oksigen yang subur di udara dapat berikatan dengan air sah, risikonya keadaan bumbung menjadi berlambak oksigen (O2), sehingga korosi dapat terjadi pada paku di tabung ketiga.


4.



Zat apakah yang menyebabkan timbulnya perkaratan sreg paku ?

Jawab :  Udara – Udara murni2
: Korosi terjadi lebih mudah jika satu logam berekasi dengan udara disekitarnya, jadikorosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksidengan mengoksidasi logam tertentu nan cukup reaktif, seperti besi (Fe).

  Air – H2O : Korosi pula akan terjadi jika pereduksinyaadalah air (H2Ozon) , sehingga jika lebih mudah suatu ferum memadai reaktif jikalau sudah lalu berinteraksi dengan air (Ozon2
)

  Jenis Pereduksi : enggak semua pereduksi berkecukupan menyebabkan korosi, contohnya HCl, dan cair lainya dari cemberut halida.

  Varietas Metal : Logam nan sangat reaktif boleh mencegah logam tidak lakukan bereduksi sehingga situasi korosi dapat dicegah.


BAB



VI
Penghabisan



A.





Inferensi

Dari hasil pratikum tersebut saya dapat mengikhtisarkan bahwa paku nan bukan mengalami korosi terjadi pada paku A dan D(paku mendelongop tanpa air
dan paku tertutup tanpa air) hal ini bisa terjadi karena tidak ada perpautan sambil antara oksigen dan air serta plastik merupakan pencegahan mudah-mudahan tidak terjadi korosi.



Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor korosi adanya afiliasi antara udara dan air.

Agar tidak terjadi korosi pada ferum jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat menyebabkan oksidasi sehingga logam dapat bermeduk. Jika kita menghindarkan besi berpangkal air, maka ferum enggak dapat bereaksi dengan oksigen nan  boleh membuatnya berkarat.





Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Korosi Yakni






A) Air

B)

O
ksigen




Faktor-Faktor Nan Dapat Mempercepat Terjadinya Korosi

A) Elektrolit

B) Permukaan

Besi





Prinsip Mengatasi Korosi Adalah

A) Sacrificial Protection (Pengorbanan Anode)
B) Cromium Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
C) Galvanisasi (Stratifikasi Dengan Zink)
D) Tin Plating (Pelapisan Dengan Timah)
E) Dibalut Dengan Plastic
F) Melumuri Dengan Oli Atau Minyak
G) Dicat



B.





Saran

Setiap berbuat praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak referensi kekuatan memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam penyusunan wara-wara praktikum.


Daftar pustaka

Www.Google.Com


Harnanto, Ari. 2009.

KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII
. Jakarta. Setia Aji.

Source: http://widyaastutisahnur.blogspot.com/2013/10/laporan-praktikum-korosi-pada-paku.html

Posted by: bljar.com