Jumlah Wasit Dalam Pencak Silat
PEDOMAN PERWASITAN
PENCAK SILAT
|
|
|
|
Pertama MASUK GELANGGANG |
–
Penengah memasuki panggung bersamaan dengan wasit yang bertugas
–
kemudian juri mencoket posisi di sudut netral sisi kanan Pengarah Kompetisi.
–
Wasit menegur pendekar
–
Memeriksa kesiapan pesilat
–
Kemudian menyuruh pendekar untuk “PASANG”
–
Setelah siap wasit memberikan kode dengan perlambang tangan kepada petugas (wasit, KP, timer, dokter) |
|
|
|
|
|
BERSEDIA |
–
Sikap aswa-kuda depan mewujudkan segitiga sama kaki dengan pesilat
–
Keseleo suatu tangan diacungkan ke depan
–
Kemudian mengucapkan kata “BERSEDIA” |
|
||
|
Tiba |
–
Dari sikap bersedia
–
Tangan yang di depan ditarik ke jihat badan dan melangkah ki bertambah
–
Bersamaan dengan aksi tersebut, kontan menyabdakan “Mulai” |
|
||
|
BERHENTI |
–
Mengacungkan tangan ke depan
–
Sikap kaki aswa-jaran depan
–
Sikap tangan nan satu siku ke arah bawah
–
Bersamaan dengan manuver tersebut simultan meneriakkan aba-aba “BERHENTI” sebagai tanda mengetem |
|
C.
Konseptual KASUS Privat Kompetisi
|
|
|
|
JATUHAN SAH |
–
Penengah menghentikan pertandingan dengan membagi aba-aba “BERHENTI”
–
Memberikan cap jatuhan
–
Sikap tangan mengepal, ibu jemari terbuka dan di arahkan berasal posisi horizontal jatuh kebawah
–
Tangan yang satunya lagi menunjuk pendekar yang berhasil menjatuhkan |
|
||
|
JATUHAN Lain Protokoler |
–
Wasit menghentikan kompetisi dengan memberi aba-aba “Nongkrong”
–
Kemudian Menggerakkan kedua tangan menyilang di depan badan
–
Ibarat tanda jatuhan tidak sah |
|
||
|
PEMBINAAN PERTAMA KARENA Pesilat KELUAR Gelanggang 1 Mungkin |
–
Penengah menghentikan pertandingan dengan memberi aba-aba “BERHENTI”
–
Memanggil pesilat nan keluar gelanggang
–
Kemudian penengah membacokkan tangan kesamping badan misal tanda pesilat keluar gelanggang
–
Kemudian tangan wasit mengepal, ibu deriji termengung dan di diacungkan di depan bodi sebagai stempel binaan pertama |
|
||
|
TEGURAN PERTAMA KARENA PESILAT KELUAR Ajang 3 KALI |
–
Wasit menghentikan pertandingan dengan memberi aba-aba “Cak jongkok”
–
Menamai pesilat yang keluar gelanggang
–
Kemudian wasit mengayunkan tangan kesamping bodi andai tera pesilat keluar gelanggang
–
Kemudian memberikan azab degan mengangkat ajudan ke atas dengan jenama jari 1
–
Seandainya teguran nan kedua, maka tanda jari 2 |
|
||
|
PERINGANTAN Mula-mula KARENA PESILAT Menampung KEPALA |
·
Pada saat pendekar A dan B sedang melakukan serbu bela dan start-tiba pesilat A memukul pejabat pesilat B maka tindakan wasit harus:
–
Wasit menghentikan pertandingan dengan memberi aba-aba “BERHENTI”
–
Memanggil pesilat nan nan mengerjakan pelanggaran dengan cara kepercayaan wasit kedepan kemudin ditarik ke sebelah badan
–
Memberitahu pelanggran pesilat dengan cara tangan kiri ditekuk di depan dada, tangan kanan melakukanseperti gerakan memukul kedepan atas
–
Kemudian diberikan peringatan dengan menganggkat tangan kenan keatas dengan jari 1 dan tangan yang kri memegang ajudan pesilat yang diberi hukuman, dilakukan dengan mengaduk bodi sekedarnya hendaknya boleh dilihat maka dari itu juri |
|
||
|
Pendekar JATUH DILUAR Tempat |
·
Misalkan pesilat A mengamalkan teknik bantingan, pada saat membanting ternyata pesilat B jatuhnya diluar palagan, harus dilakukan juri adalah :
–
Hakim menghentikan perlombaan dengan membagi aba-aba “Berhenti”
–
Kemudian Memprakarsai kedua tangan menyilang di depan awak
–
Sebagai merek jatuhan diluar kancah tak stereotip |
|
||
|
Pesilat Roboh KARENA TERPELESET |
–
Wasit menghentikan perlombaan dengan memberi aba-aba “Cak jongkok”
–
Juri memberi tahu dengan cara salah suatu kaki juri di ayunkan ke depan dengan invalid menyentuh matras andai tanda pesilat terpeleset
–
Kemudian Memotori kedua tangan menyilang di depan bodi
–
Dan pendekar disuruh pasang kembali |
|
||
|
PESILAT JATUH KARENA BERGUMUL |
Misalkan pesilat A mengerjakan teknik bantingan, padahal pesilat B berusaha cak bagi bukan jatuh, kemudian terjadi pergumulan yang mengakibatkan kedua pesilat turun, yang harus dilakukan wasit merupakan :
–
Wasit membagi aba-aba “BERHENTI” setelah proses tersebut
–
Kemudian Menggagas kedua tangan menyilang di depan jasmani seumpama jatuhan tidak sah
–
Kemudian memanggil pesilat yang merangkul
–
Memberi tanda-tanda pengingkaran yang dilakukan dengan cara, kedua tangan wasisi memegang lenganya sendiri secara bersilangan
–
Memberikan teguran kepada pesilat yang merangkul
–
Dengan prinsip acung kanan ke atas dengan logo ujung tangan 1 |
|
||
|
KEDUA PESILAT JATUH KARENA Serbuan BERSAMAAN |
Misalkan pendekar A dan B melakukan tendangan secara bersamaan yang mengakibatkan kedua pesilat terjatuh, barang apa yang harus dilakukan oleh juri :
–
Wasit memberi aba-aba “Nangkring” setelah proses tersebut
–
Menerimakan tanda jatuhan
–
Sikap tangan mengepal, empu jari melangah dan di arahkan dari posisi horizontal terban kebawah
–
Tangan yang satunya lagi menunjuk pesilat nan berhasil melibas
–
Kemudian tangan yang tadi menunjuk pesilat berganti diturunkan dengan ibu jari terbuka dan di arahkan dari posisi horizontal turun kebawah
–
Dan tangan yang tadi diturunkan berganti dinaikan menunjuk pendekar yang bertelur menjatuhkan
–
Pendekar disuruh pasang kembali |
|
||
|
Pendekar TERJATUH DAN Lain BANGUN Sepanjang 3 DETIK |
Misalkan pesilat A melakukan serangan lazim terhadap pendekar B dan mengakibatkan pesila B terduduk dan tidak bangun sejauh 3 detik, apa yang harus dilakukan maka dari itu wasit :
–
Wasit menghentikan kejuaraan menjatah aba-aba “Memangkal”
–
Wasit Memberikan tanda jatuhan
–
Sikap tangan mengepal, jempol terbuka dan di arahkan terbit posisi mengufuk turun kebawah
–
Tangan yang satunya lagi menunjuk pesilat nan berdampak menghelah
–
Kemudian pesilat disuruh pasang juga, ternyata pesilat B tidak bisa pulang ingatan
–
Hakim menyudut netralkan pesilat A dengan prinsip, wasit merentangkan tangan ke arah sudut objektif
–
Wasit membagi isyarat kepada timer dengan cara, pengapit mengepal, ibujari dibuka dan mengarah ke timer
–
Kemudian wasit cak menjumlah setakat 8
–
Sikap wasit ketika menghitung, kaki kuda-kuda depan, tangan kiri lurus kedepan, tangan kanan dibenggkokan kearah badan, ketika menotal pendamping diluruskan kedepan, dan enggak membelakangi pesilat nan disudut netralkan
–
Sehabis hitungan ke-8, pendekar ditanya kesanggupanya
–
Jika mash sanggup, maka pertandingan dilanjutkan pula |
|
||
|
KEDUA PESILAT Terban DAN TIDAK BANGUN Setinggi SEKALI |
Misalkan pada fragmen buncit, kedua pesilat berbuat serangan keras secara bersamaan dan mengakibatkan kedua pesilat tidak bangun sama sekali, apa yang harus dilakukan maka itu hakim :
–
Hakim menghentikan kejuaraan memberi aba-aba “Berhenti”
–
Wasit Memberikan tanda jatuhan
–
Kmudian pesilat disuruh pasang juga, tetapi ppesilat tidak bisa sadar
–
Wasit memberi tanda-tanda kepada timer
–
Kemudian hakim menghitung sampai 8
–
Sikap wasit detik menotal, suku aswa-kuda depan, tangan kiri literal kedepan, tangan kanan dibenggkokan kearah awak, ketika menghitung pembantu diluruskan kedepan, dan tidak membelakangi pesilat yang disudut netralkan
–
Setelah hitungan ke-8, pesilat ditanya kesanggupanya
–
Ternyata pesilat masih belum ingat, maka hitungan dilanjutkan sampai hitungan 10
–
Kemudian wasit memanggil dokter
–
Dilanjutkan dengan wasit melapor kepada ketua perandingan, bahwa pertandingan radu dan kesuksesan ponten, nan dihitung dari total nilai yang sudah lalu dikumpulkan dedua pesilat sebelumnya |
|
Source: https://rifkysh.blogspot.com/2012/11/pedoman-perwasitan-pencak-silat_1032.html
Posted by: bljar.com