Jelaskan Mengenai Tata Rias Watak

BUNGA Rumah Makan Maka dari itu Utuy Tatang Sontani Adegan 3 Ani : (Ke belakang sederum menyanyi kecil) Pengemis (Timbrung perlahan-lahan dengan kaki pincang. Pasca- di internal, melihat ke kiri ke kanan, ke rak medan kue-kue, kemudian mendekati rak itu dengan ancang lumrah. Tangannya kuak tutup stoples hendak mengambil kue). Ani : (Tampil berbunga belakang) Hai! Pengemis : (Cepat menggandeng tangannya) Ani : Engkau ingin mencuri, ya? Pengemis : (Menundukkan kepala) Ani : Dempet tiap engkau datang ke sini, ia kuberi uang lelah. Tak nyana, kalau sekarang bahadur datang ke sini dengan maksud mencuri. Pengemis : Ampun, Nona, ampun! Ani : Kepingin pun kau mencolong? Pengemis : Saya bukan akan maling bila saya punya uang. Ani : Bohong! Pengemis : Betul, Dara. Sejak semalam, saya belum makan. Ani : Kepingin bersumpah, bahwa engkau tak hendak mencuri sekali lagi? Pengemis : Demi Allah, saya tak akan mencuri lagi, Nona. Bawah …. Ani : Tidak. Aku bukan akan memberi pula uang padamu. Pengemis : (Sedih) Ah, Nona, kasihanilah saya. Ani : Tapi cak kenapa tadi ingin maling? Pengemis : (Terharu) Tidak, Nona, saya tidak akan lagi. Dan saya sudah bersumpah. Ya, saya sudah bersumpah. Ani : (Mengambil uang mulai sejak loci meja) Awas, jikalau pun engkau maling! Adegan 4 Sudarma : (Masuk menjinjing tas jangat meluluk kepada pengemis) Mengapa kau ada di sini? Yuk, keluar! Pengemis : (Diam menundukkan pengarah) Sudarma : (Kepada Ani) Mengapa kamu dibiarkan turut, An? Ani : Hendak saya pasrah uang. Sudarma : Tak mesti. Pelasuh cak agar mati kelaparan. Padahal, dia menclok di sini mengotorkan tempat semata. Ani : (Menghanyutkan uang lelah kepada pengemis) Nih! Lekas pergi. Pengemis : Terima kasih, Perempuan. Moga-moga Nona pahit darah. Sudarma : Lekas pergi dan jangan datang sekali lagi di sini! Pengemis : (Pergi keluar dengan kaki incang-incut) Sudarma : Lain kali, insan sejenis itu usir saja, An. Jangan rumah bersantap kita dikotorinya. (Dengan suara Lain) Enggak terserah yang mempersunting daku? Ani : Ada, tapi entah bermula mana, sebab Karnaen-lah nan menerima teleponnya tadi Sudarma : Anakku sudah lalu legal lalai. Barusan ia ketemu di jalan, tapi tidak mengatakan apa-apa. (Menggotong telepon) Sembilan delapan tiga. Ani : (Menyucikan takhta) Sudarma : (Kepada Ani) Meja ini masih kumuh, An. Ani : (Menyucikan meja) Sudarma : (Dengan telepon) Tuan kepala terserah? Baik, baik. (Menunggu) Wah, jikalau sudah banyak uangnya, ama bukan kedengaran suaranya, ya? Ya? lni Sudarma, Bung. Ha ha ha, betul, betul! Lumrah saja, meruap sececah untuk kembali bertukar bulu. (Tertawa) Tapi, Bung, bagaimana tentang kantih yang dijanjikan itu? Ah, ya? Bagus, bagus, makin cepat lebih nikmat, ya, ya, sebentar, ini kembali saya cak bertengger. Baik, baik. (Telepon diletakkan. Kepada Am) Aku hendak pergi ke dinas perjumpaan. Kalau suka-suka yang meminang, baik ikatan telepon atau datang, tanyakan keperluannya, lalu kau catat ya, An? (Melangkah) Ani : Ya. Sudarma : Eh, jikalau besok Usman datang di sini, suruh menyusul namun ke kantor pertemuan. Dan engkau jangan berjalan. Ani : Baik. Sudarma : (Pergi keluar) 5. Bagaimana karakter tokoh Ani kerumahtanggaan penggalan naskah ketoprak berikut? Jelaskan dan sertakan kutipannya cak bagi memperkuat jawaban Anda.

12



Jawaban terverifikasi

Source: https://roboguru.ruangguru.com/forum/jelaskan-tentang-tujuan-tata-rias-_FRM-YKJTI3HT

Posted by: bljar.com