Ceramah Agama Singkat Tentang Ibu
Kultum Ringkas Tentang Ibu Hipotetis dengan Dalil Hadist dan Qurannya
Kultum Singkat Tentang Ibu –
Begitu juga yang kita ketahui bersama bahwa masa ini kita mutakadim ikut pada fase akhir zaman nan n domestik sejumlah hadist shahih sudah disebutkan ciri-ciri dan karakteristiknya.
Mulai semenjak banyaknya maskulin menyerupai perempuan, dayang menyerupai laki-laki, orang-orang berlomba privat membangun bangunan yang hierarki dan beberapa ciri-ciri lain.
Nah, cak semau satu kebinasaan kesopansantunan nan sangat mengusik hai nurani saya sebagai manusia nan dianugrahi makanya Allah akal dan hati.
Ini berkaitan dengan orangtua, khususnya ibu. Pembahasan kali ini akan saya bahas dengan format kultum singkat, semoga signifikan.
Kultum Singkat Tentang Ibu

Assalamalaikum wa rahmatullahi wabarakaatuh
Bismillahirahmanirahim,
Apa puji kerjakan Allah yang sudah berkenan menganugrahi kita selaku hamba-hamba-Nya dengan beragam limpahan nikmat yang enggak akan pernah bisa kita hitung kuantitas dan ukurannya.
Sehingga maka terbit itu, jangan sampai kita terlena atau bahkan sengaja membenamkan untuk selalu bersyukur atas apa nan Allah beri, berterima kasih atas semua pemberian Almalik itu hukumnya wajib.
Berapa banyak orang yang diberi legit melimpah kemudian kufur? Berapa banyak eksemplar yang Almalik perlihatkan pada kita tentang nasib cucu adam-individu nan ateis terhadap nikmatnya.
Tiba dari Fir’aun sampai Debu jahal dan awam kita pada kebanyakan. Maka, selalu lah bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Bukan lalai, semoga sholawat dan salam burung laut tercurah dan tersampaikan pada Nabi hari akhir, Nabi Muhammad SAW nan mendapat habuan perjuangan sira, keluarganya dan para sahabatnya kita bisa merasakan enak manisnya iman dan islam, yang enggak akan kaya buat ditukar dengan nikmat lain.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Dewasa ini, kita sering terhenyak dengan kondisi awam yang semakin hari sepertinya semakin mengkhawatirkan, baik dari segi sosialnya maupun individual.
Banyak kita dapati perkara-perkara yang dulu susah ditemui, saat ini bisa dengan mudah kita temui. Minuman gentur merajalela, kekerasan meningkat, kesadaran publik akan muatan jawab tekor dan maraknya kasus berahi.
Sejumlah hari belakangan kita juga terkejut dengan video koteng anak yang durhaka plong gurunya, anak yang durhaka pada orangtuanya. Menurut saya ini sudah keterlaluan. Khalayak-orang demikian ini harus mendapat penanganan khusus agar penyakit begitu juga ini tidak menyebar.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Maka dari itu saya akan membahas dalam kultum ini mengenai bakti pada orangtua, terutama kepada ibu.
Agama selam secara global, menempatkan ketentuan-ketentuannya sesuai dengan logika akal hamba allah. Semuanya ada sebab akibatnya, semuanya ada alasan dan hikmahnya.
Kultum lainnya:Kultum Sumir Tentang Sabar, Lengkap dengan Dalil Serta Penjelasannya
Terimalah, begitu juga dengan perkara bakti pada orangtua ini. Al-Quran membagi penjelasan pada kita tentang kenapa kita harus berbakti pada orangtua kita.
Lega dokumen Al-Isra’ dijelaskan bahwa sebab kita harus berbakti plong mereka adalah mereka telah susah payah mengurus kita berpunca semenjak kita berada dalam perut, terutama koteng ibu yang mengandung. Kemudian setelah mengandung, kamu rela menyarak kita selam 2 tahun.
Mengurus segala keperluan kita, mempersatukan ketika kita mandek, memeriksakan ke sinse detik kita ngilu, mengajari kita dengan hobatan-ilmu adapun kehidupan dan menjaga kita dari segala yang bisa mengancam keselamata anaknya.
Kalau mau dipikir dan direnungi, kurang apa kita? Maka itu, tepat kiranya Halikuljabbar mewajibkan kita untuk berbakti pada orangtua kita dengan sebagus-baik bakti nan bisa kita berikan.
Ayat internal sahifah Al-Isra’ itu berbunyi seperti ini:
Artinya
: “Dan tuhanmu telah memerintahkan kiranya dia jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-kiai. jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali mengatakan ‘Ah’ dan janganlah ia membentak keduanya, dan ucapankanlah kepada keduanya tuturan yang baik.”
Dahulu jelas saya taksir firman Allah diatas tentang berbakti pada orangtua.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Bagaimana sebenarnya kita diperintahkan privat memposisikan ayah dan ibu? Apakah kita tetapi diperintahkan berbakti sreg salah satunya saja? Alias apakah ada yang lebih utama diantara kedua orang yang sangat luar biasa ini?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, Rasulullah menjatah kita tanzil untuk menyikapinya. Titah beliau terekam internal hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Mukmin dalam kitab shahih mereka. Hadist itu berbunyi sepeti ini;
Artinya:Bersumber Serdak Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia bersuara, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan bertutur, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Rasul shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan makhluk tersebut lagi bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Rasul shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Sosok tersebut bertanya pula, ‘Kemudian siapa juga?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Hamba allah tersebut menanya pun, ‘Kemudian siapa lagi,’ Rasul shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’”
(HR. Bukhari no. 5971 dan Orang islam no. 2548)
Hadist diatas menjelaskan pada kita tentang mana yang bertambah berhak atas kasih sayang dan pengabdian kita selaku anak. N domestik hadist dikatakan bahwa nan minimal berhak adalah ibu kita. Perbandingannya 3:1. Maka ibu berhak atas pengabdian kita tiga kali makin baik dibanding ayah kita.
Saya cukupkan lampau sekian materi kultum pendek adapun ibu , lain perian akan saya lengkapi pembahasan adapun ibu ini. Semoga bermanfaat
Source: https://bagi-in.com/kultum-singkat-tentang-ibu/
Posted by: bljar.com