Alat Musik Sampek Berasal Dari

Asked by wiki @ 02/08/2021 in
Seni
viewed by 24263 persons

Asked by wiki @ 08/08/2021 in
Seni
viewed by 20446 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in
Seni
viewed by 4545 persons

Asked by wiki @ 30/07/2021 in
Seni
viewed by 4405 persons

Asked by wiki @ 10/08/2021 in
Seni
viewed by 3872 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in
Seni
viewed by 3790 persons

Asked by wiki @ 10/08/2021 in
Seni
viewed by 3115 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in
Seni
viewed by 3000 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in
Seni
viewed by 2933 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in
Seni
viewed by 2647 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in
Seni
viewed by 2642 persons

Asked by wiki @ 23/08/2021 in
Seni
viewed by 2620 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in
Seni
viewed by 2400 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in
Seni
viewed by 2386 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in
Seni
viewed by 2345 persons


Sampek ialah alat musik tradisional yang dari dari Kalimantan Timur, nan berfungsi perumpamaan perabot ritual dan juga perkakas kesenian.

Alat musik sampek merupakan pelecok satu jenis perangkat musik petik yang suntuk naik daun pada masyarakat Dayak Kenyah. Perkenalan awal ‘sampek’ berbunga berbunga bahasa tempatan Kaki Dayak yang bisa diartikan “jengger dengan jari”.

Plong awalnya sampek mempunyai dua dawai, kemudian berkembang menjadi tiga dawai, bahkan belakangan ini bahkan suka-suka yang menggunakan empat sampai panca dawai.

Sampek lazimnya dimainkan oleh pria, dan hingga momen ini rumpil ditemukan pemain sampek wanita. Malah menurut sebagian masyakarat beranggapan bahwa wanita yang memainkan sampek akan dikutuk dewa sehingga payudaranya akan mengaret alias akan menjadi pria.

Para wanita hanya boleh memainkan alat musik Sampek Leto. Di daerah lain seperti daerah Mentarang dan Apokayan menyebutnya dengan nama lutung ataupun betung. Alat musik leto yaitu jenis alat irama petik tiga dawai nan terbuat berusul silinder bambu.

Bahan pembuatan Sampek terbuat bermula kayu aro atau adau (cephalomappa), kusen marong dan kayu pelantan yang banyak ditemukan di provinsi-daerah hutan di Kalimantan. Kendati demikian belakangan ini banyak jenis kayu lain yang dipakai bakal membuat sampek, sama dengan kayu nangka, sana keeling, pule dan lain sebagainya.

Korban kayu tersebut dipergunakan karena sudah lalu mustakim kualitas keawetan, lebih ringan, enggak mudah patah dan memiliki kualitas akustik yang baik.

Prinsip pembuatan sampek cukup rumit. Kayu yang digunakan juga harus dipilih, semakin berkanjang dan banyak urat daging kayunya, maka celaan nan dihasilkannya bertambah bagus. Bagian permukaannya diratakan, tentatif penggalan pantat dilobang secara memanjang, saja enggak tembus kepermukaan.

Bakal mencari suara yang bagus maka tingkat deras tipisnya tepi dan permukannya harus separas, agar suara bisa bergetar merata, sehingga menghasilkan suara minor yang sepan lama dan nyaring ketika dipetik. Ukuran sapek sangat bervariatif, berusul ukuran panjang 120-150 cm, lebar ujung bawah 20-28 cm, dan ketebalan 10-15 cm. (Dw..foto.limbung.Pri)

Alat Musik Sampe Singularis Kalimantan Timur, Foto: encyclopedia.jakarta-tourism.go.id


Bervariasi upacara resan di Indonesia kerap diiringi permainan alat

musik

yang individual dan merdu. Salah satunya




alat musik sampe




berpokok Kalimantan Timur.


Peranti irama petik ini dikenal dengan cap yang berlainan di setiap sub kaki Dayak. Pada Suku Dayak Kenyah, Dayak Bahau, dan Kayaan, sampe dikenal dengan peranti irama sampek atau sape.


Sedangkan, Kaki

Dayak

Modang mengenalnya sebagai alat nada sempe. Lain halnya dengan Suku Dayak Tunjung dan Banua, mereka menyebut sampe sebagai kecapai karena bentuknya yang menyerupai dandi.

Bagaimana Prinsip Memperalat Perangkat Musik Sampe?

Ilustrasi memperalat perabot musik sampe. Foto: encyclopedia.jakarta-tourism.go.id


Mengutip dari kancing

Saya Cak hendak Terampil dan Kreatif Seni Budaya Keterampilan Kelas 5

oleh Edy Purwanto, dkk., beralaskan pendirian memainkannya, alat musik tradisional dapat dibedakan menjadi catur macam, adalah perlengkapan musik pemukul, perangkat irama tiup, alat musik petik, dan perkakas irama gesek.


Habis, bagaimana dengan sampe? Karena bunyi yang dihasilkan berasal dari kabel,sampe tergolong sebagai perkakas nada petik atau

chordophone
.


Menurut anak kunci

Perkakas Musik Tradisional Nusantara

oleh


Akhmalul Khuluq, dijelaskan bahwa penamaan sampe sesuai dengan cara memainkannya. Dalam bahasa Dayak, kata ‘sampek’ dapat diartikan laksana ‘memetik dengan jari’.


Seiring berkembangnya zaman, sampe dimainkan dengan alat irama tradisional lainnya. Dalam pusat

Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Kalimantan Timur

oleh Suwardi dan Hasjim Achmat, disebutkan bahwa peranti musik tradisional unik Kalimantan Timur itu bisa dimainkan bersama alat musik lainnya, seperti jatung utang, redap, gong, dan jenis alat musik lainnya.


Dihimpun dari sumber yang sama, mandu main-main sampe diawali dengan melakukan stem pada senar-senarnya. Kemudian, senar-senar tersebut dipetik sesuai melodi yang dimainkan.


Untuk memainkan perabot irama ini, terserah bilang tata cara yang harus diperhatikan, di antaranya:


  • Jika sampe dimainkan pada siang periode, musik nan dihasilkan harus merupakan nada riang gembira penuh keceriaan. Sedangkan jika sampe dimainkan pada malam hari, nada yang dihasilkan harus yakni nada yang syahdu, sedih, dan sendu.


  • Ketika sampe dimainkan pada seremoni adat, maka suasana akan berubah menjadi lebih sakral, sehingga semua orang yang mengikutinya akan menghayati setiap nada nan dihasilkan sampe n domestik tutup mulut.


  • Sampe lebih lagi digambarkan n kepunyaan faedah magis yang mampu takhlik para pendengarnya merinding sampai ke tulang, bahkan lagi merasuk ke pikiran. Pada beberapa kasus, saat sampe dipetik, pendengarnya akan tungkap dan segera melantunkan tahmid atau aji-aji berbarengan.

Pemuda memainkan gawai musik sampe. Foto: FB Anggoro/ANTARA FOTO.


Perabot irama tradisional kerap digunakan sebagai iringan dalam performa kesenian dari suatu daerah. Sebut saja, tarian tradisional, seni bela diri, atau pergelaran ketoprak. Akrab seluruh pertunjukan itu menunggangi peranti nada tradisional sehingga kesan hiburan bisa ditonjolkan.


Di Indonesia, kronologi alat nada tradisional terjadi secara pesat dan tersebar di seluruh wilayah nusantara. Tak mengherankan jika setiap distrik di Indonesia memiliki berbagai macam gawai musik tradisional dengan kekhasannya masing-masing. Juga demikian halnya dengan sampe.


Gawai musik yang sangat spesial ini memiliki banyak maslahat untuk Suku Dayak, antara bukan:


  • Cak bagi mengiringi pagelaran musik.


  • Untuk mengiringi dansa tradisional.


  • Untuk mengisi nada-musik melodis dari sebuah lagu.


  • Bagi mengiringi ritual kebiasaan.


  • Untuk menghibur diri koteng dan anak bini ketika berkumpul bersama.


  • Bikin mengungkapkan perasaan senang (ketika suka-suka nan menikah) maupun sedih (ketika ada yang meninggal).



  • Ibarat bentuk ucapan syukur ketika hasil panen penuh sesak.


Bertambah dari itu, baik sampe maupun alat irama tradisional lainnya merupakan bagian dari berkembangnya berbagai macam musik zakiah kawasan yang bersemi karena faktor budaya, rasam istiadat, agama, dan pengapit awam setempat.

Apa Bahan dari Alat Irama Sampe?

Alat musik sampe. Foto: Kemdikbud


Dirangkum berpunca sentral

Ensiklopedi Alat Musik Tradisional: Kalimantan Tengah hingga Nusa Tenggara Barat

oleh R. Toto Sugiarto, dkk.,

perabot nada sampe terbuat terbit

korban tiang saringan yang boleh ditemukan dengan mudah di wilayah Kalimantan Timur.


Beberapa jenis kayu nan sering digunakan bagi membuat organ irama tradisional yang satu ini di antaranya kusen meranti, kayu belantan, kayu adau, papan marang, kayu tabalok, dan variasi tiang lainnya.


Intinya, jenis bahan kayu yang digunakan sebagai bulan-bulanan baku sampe harus n kepunyaan karakteristik lestari, tak mudah mulai sejak, keras, tahan lama, dan tak mudah dirusak rangas maupun tipe binatang lainnya.


Selain kayu, bahan konvensional pembuatan sampe pada awalnya memanfaatkan serat tumbuhan nira atau aren sebagai dawainya. Akan tetapi, masa ini dawai berasal sampe menggunakan objek kasatmata kawat tipis yang menghasilkan bunyi lebih nyaring.


N domestik buku

Alat Musik Tradisional Nusantara

yang ditulis makanya Akhmalul Khuluq, cara pembuatan sampe punya awalan yang rumit. Selain harus memilih target lumrah berkualitas strata, proses membuatnya pula meratah masa sebatas berminggu-ahad.


Sampai saat ini, alat musik tradisional itu masih dibuat secara manual. Kebanyakan, sampe dibuat dengan tiga senar, empat senar, maupun enam senar. Sampe juga dilengkapi dengan paesan berwujud relief sesuai keinginan pembuatnya. Setiap relief pada sampe memiliki arti dan makna tersendiri.


Disadur bermula gerendel

Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Wilayah Kalimantan Timur

oleh Suwardi dan Hasjim Achmat, berikut proses menciptakan menjadikan sampe setakat siap dimainkan:


  1. Kunarpa tanaman ditarah menggunakan kapak, kemudian dijemur hingga kering.


  2. Setelah jenazah gawang gersang, bentuk lubang seperti membuat sampan,


  3. Jika lubang selesai dibuat, tarah batang kayu tersebut sebatas rang dan tingkat ketebalannya sesuai keinginan.


  4. Buat bagian bahu terka-kira sekepalan tangan. Di bagian ujungnya, buat lubang cak bagi menempatkan pemutar sesuai jumlah senar nan diinginkan.


  5. Buat relief laksana hiasan.


  6. Pasang senar melalui terowongan yang telah dibuat. Untuk penyetemnya, gunakan belahan rotan nan dipotong kemudian direkatkan dengan kelulut atau semacam lilin.


Jika suatu periode nanti beliau mengunjungi

Kalimantan Timur
, jangan lupa untuk melihat alat musik sampe. Kiranya berarti!

Source: https://lovelyristin.com/alat-music-sampek-berasal-dari-daerah

Posted by: bljar.com