Al Baqarah Ayat 97 98


Kata tambahan Ibni Katsir Inskripsi Al-Baqarah




Manuskrip Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat

tulisan arab surat albaqarah ayat 97-98“Katakanlah: ‘Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkan (al-Qur’an) ke kerumahtanggaan hatimu dengan seizin Tuhan; membenarkan barang apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi wangsit serta berita gembira bagi manusia-manusia yang beriman.’ (QS. Al-Baqarah: 97) Barangsiapa yang menjadi p versus Allah, malaikat-malaikat-Nya, utusan tuhan-rasul-Nya, Rohulkudus dan Mikail, maka selayaknya Sang pencipta ialah p versus orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 98)

Imam Serdak Ja’far bin Jarir ath-Thabari rahimahullahu mengatakan, para cerdik pandai tafsir telah sekata bahwa ayat ini jebluk sebagai jawaban terhadap pernyataan basyar-orang Yahudi pecah kalangan Anak lelaki Israil, yang mengaku bahwa Jibril adalah dagi mereka, sementara itu Mikail andai penolong mereka. Sebagian ulama mengemukakan, pengakuan mereka itu berkenaan dengan perdebatan yang terjadi antara mereka dengan Rasulullah saw. mengenai masalah kenabian beliau.

Abu Kuraib memberitahu kami, berpunca Yunus bin Bukair, dari Anak laki-laki Abbas, kamu menceritakan, suka-suka sekelompok orang Ibrani membidik Rasulullah, lalu mereka berkata, “Wahai Abu Qasim, beritahukanlah kepada kami perkara yang kami tanyakan kepadamu, yang tidak diketahui kecuali maka itu sendiri Rasul.”

Lalu Rasulullah saw. berujar, “Tanyakanlah segala kejadian yang kalian kehendaki, tetapi berjanjilah kepadaku seperti mana Ya’qub telah mengambil janji dari momongan-anaknya. Jika aku memberitahukan kepada kalian dan kalian mengetahui bahwa itu benar, maka kalian harus mengikutiku memeluk Islam.” “Janji itu milikmu,” sahut mereka. Kemudian Rasulullah bersabda, “Tanyakanlah apa nan kalian kehendaki.”

Maka mereka juga berkata, “Beritahukan kepada kami empat hal yang kami tanyakan kepadamu: Makanan apa nan diharamkan oleh Israil, atas dirinya sendiri sebelum diturunkannya kitab Taurat? Beritahukan bagaimana air sperma junjungan-suami dan air mani perempuan, dan bagaimana mani itu bisa menjadi anak lanang dan perempuan? Beritahukan juga kepada kami akan halnya nabi yang ummi ini yang terdapat dalam kitab Taurat, dan siapakah malaikat nan bintang sartan penolongnya?”

Utusan tuhan saw. bersabda, “Hendaklah kalian bersandar taat kepada janji Allah jika aku memberitahukan kepada kalian, maka kalian harus mengikuti aku.” Kemudian mereka sekali lagi memberikan ikrar dan janjinya kepada engkau. Seterusnya beliau bersabda: “Aku bersumpah demi Allah yang menurunkan Taurat kepada Musa as. apakah kalian mengetahui bahwa Israil Ya’qub sangkut-paut menderita sakit parah, dan sakitnya itu menahun. Puas saat itu kamu bernadzar sekiranya Allah telah menyembuhkan dirinya bermula penyakit nan dideritanya itu, ia akan mengharamkan tembolok dan minuman yang paling anda sukai untuk dirinya sendiri. Dan makanan yang paling kecil ia sukai yakni daging onta, sementara itu minuman yang paling sira sukai yakni susu onta.”

Mereka berujar, “Ya Halikuljabbar, benar.” Dulu Rasulullah saw. bersuara, “Ya Almalik, saksikanlah mereka.”

Selanjutnya sira bersabda, “Aku bersumpah demi Sang pencipta yang tiada ilah selain Dia yang menurunkan Taurat kepada Musa as. tidakkah kalian mengerti bahwa air mani laki-laki itu pekat berwarna salih, sedangkan air mani wanita itu encer bercelup kekuningan, mana dari keduanya yang mendominasi maka baginya anak asuh dan kemiripan dengan magfirah Allah. Jika mani adam lebih mendominasi daripada sel telur kuntum, maka dengan izin Allah ia akan lahir adam. Dan sekiranya ovum pemudi lebih mendominasi, maka akan lahir anak perempuan dengan lepas Tuhan.”
“Bermoral.” Jawab mereka.
Lalu beliau bersabda, “Ya Allah saksikanlah mereka. Dan aku bersumpah atas merek Sang pencipta yang telah menurunkan Taurat kepada Musa as., apakah kalian memahami bahwa nabi nan ummi itu tidur dengan merem mata medium hatinya lain tidur.”
Mereka pun berujar, “Bermoral.”
Selanjutnya sira berujar, “Ya Tuhan saksikanlah mereka.”
Setelah itu mereka bersabda, “Sekarang beritahukanlah kepada kami, siapakah malaikat yang menjadi penolongmu. Hal ini yang akan menentukan apakah kami akan mengikutimu maupun berparak darimu.”
Maka Rasulullah saw. berujar, “Penolongku adalah malaikat Jibril, dan Sang pencipta bukan akan mengutus seorang nabi sekali lagi melainkan engkau menjadi penolongnya.”
Mereka menyahut, “Inilah yang menjadikan kami berpisah darimu. Jika penolongmu selain malaikat Roh kudus, niscaya kami akan menirukan dan membenarkanmu.”

Kemudian engkau pula bertanya: “Barang apa yang menyebabkan kalian tidak mau mempercayainya?” Mereka kembali menjawab: “Karena ia merupakan p versus kami.”

Pron bila itu Yang mahakuasa menurunkan ayat: qul man kaana ‘aduwwal lijibriila fa innaHuu nazzalaHuu ‘alaa qalbika bi idz-nillaaHi mushaddiqal limaa baina yadaiHi …..lau kaanuu ya’lamuun (“Katakanlah: ‘Barangsiapa nan menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu mutakadim menurunkannya [al-Qur’an] ke intern hatimu dengan seizin Allah; menasdikkan apa [kitab-kitab] yang sebelumnya -sampai firman-Nya- kalau mereka memahami.”) Bilamana itulah mereka mendapatkan murka di atas berang.

Hadits ini diriwayatkan Padri Ahmad n domestik musnadnya.

Mujahid membentangkan, orang-manusia Yahudi mengatakan: “Wahai Muhammad, Rohulkudus itu tidak turun melainkan dengan kekerasan, perbangkangan, dan pernbunuhan dan ia (Rohulkudus) adalah musuh kami.” Maka turunlah ayat: qul man kaana ‘aduwwal lijibriila (“Katakanlah: ‘Barangsiapa yang menjadi musuh Rohulkudus”)

Mengenai firman-Nya: qul man kaana ‘aduwwal lijibriila (“Katakanlah: ‘Barangsiapa nan menjadi tampin Roh kudus”) Pastor B.ukhari menanggali bahwa Ikrimah mengatakan: Jibril, Mikail, dan Israfil adalah hamba (Tuhan) (kerumahtanggaan bahasa Ibrani).

Abdullah bin Munir memberitahu kami, berpangkal Anas polong Malik, dia menceritakan, Abdullah polong Salam jalinan mendengar kerelaan Rasulullah saw. detik itu dia medium berada di tanah yang sangar. Kemudian Utusan tuhan nomplok dan engkau pun berkata, “Aku akan meminta kepadamu mengenai tiga hal nan enggak diketahui kecuali makanya seorang nabi: Segala yang permulaan menjadi cap kiamat, apa tembolok penghuni surga yang pertama mana tahu, dan segala apa nan menyebabkan seorang momongan membidik menyerupai bapak maupun ibunya?”
Beliau bersabda, “Jibril sudah memberitahuku mengenai hal itu tadi.”
“Jibril?” tanyanya.
Beliau menjawab, “Ya. Ia adalah malaikat nan menjadi jodoh hamba allah-orang Ibrani.”
Kemudian kamu membaca ayat ini: qul man kaana ‘aduwwal lijibriila fa innaHuu nazzalaHuu ‘alaa qalbika (“Katakanlah: ‘Barangsiapa nan menjadi imbangan Jibril, maka Rohulkudus itu telah menurunkannya [al-Qur’an] ke dalam hatimu..”)

Lebih lanjut beliau menuturkan, “Tanda hari pembalasan nan pertama kali adalah api nan menggiring manusia dari timur ke barat. Sedangkan lambung yang mula-mula kali dimakan makanya penghuni kedewaan adalah hati iwak paus. Dan jika mani laki-laki mendominasi semen dara, maka anaknya akan menyerupainya. Dan jika mani perempuan lebih mendominasi, maka anaknya akan menyerupainya.”

Lalu Abdullah kedelai Salam mengucapkan, “Aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah, dan engkau merupakan utusan Yang mahakuasa. Ya Rasulallah, sesungguhnya orang Yahudi itu yaitu kaum pengecoh. Kalau mereka memafhumi keislamanku sebelum engkau menanyai mereka, mereka akan mendustaiku.”

Lalu orang-makhluk Yahudi nomplok, maka Rasulullah saw. berbicara kepada mereka, “Menurut kalian, orang keberagaman apakah Abdullah bin Salam itu?” mereka menjawab, “Sira yakni turunan terbaik di antara kami, putra orang terbaik di antara kami. Pemuka kami dan putra pemuka kammi.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Bagaimana pendapatmu jika ia memeluk Islam?”

Mereka pun berucap, “Semoga Allah melindunginya dari perbuatan itu.” Maka Abdullah bin Salam keluar seraya berkata, “Aku bersaksi bahwasanya tiada ilah selain Tuhan dan Muhammad yaitu Rasul-Nya.” lebih lanjut Abdullah kacang Salam berkata, “Inilah yang minimum aku khawatirkan ya Rasulallah.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Rohaniwan al-Bukhari dengan sidang pengarang [lafadz] sebagai halnya ini. Anda juga diriwayatkan maka itu Anas dengan lafadz yang enggak, yang serupa dengannya. Dan di dalam shahih Muslim, berasal Tsauban dengan lafadz yang mendatangi ini.

Akan halnya adverbia firman-Nya: qul man kaana ‘aduwwal lijibriila fa innaHuu nazzalaHuu ‘alaa qalbika bi idz-nillaaHi (“Katakanlah: ‘Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu sudah menurunkannya [al-Qur’an] ke dalam hatimu dengan seizin Allah.”) adalah barangsiapa memusuhi Roh kudus, maka hendaknya ia mengetahui bahwa beliau yaitu Ruhul Amin yang turun dengan membawa Dzikrul Wasit [al-Qur’an] dari Allah ke dalam hatimu dengan izin-Nya. Ia ialah riuk satu berpokok para Rasul Allah dari golongan malaikat. Dan barangsiapa memusuhi seorang Rasul, berarti ia mutakadim memusuhi semua Rasul. Sebagaimana sendiri yang beriman kepada seorang utusan tuhan, maka kejadian itu mengharuskannya cak bagi percaya kepada semua Rasul, dan sebagaimana koteng yang kufur kepada salah seorang Rasul, berarti sira telah kufur kepada seluruh Rasul. Sebagai halnya yang difirmankan Yang mahakuasa:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Halikuljabbar dan rasul-utusan tuhan-Nya, dengan mengatakan: “Kami percaya kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)” (an-Nisaa’: 150)

Dengan demikian Allah swt. telah menetapkan bahwa mereka bersusila-benar sebagai hamba allah dahriah, karena mereka beriman kepada sebagian Rasul, dan ingkar kepada sebagian nan lain. Demikian pula halnya turunan yang memusuhi Roh kudus, maka kamu adalah musuh Halikuljabbar, karena Jibril tidak turun dengan membawa perintah atas kemauannya koteng, sekadar atas perintah Rabb-nya. sama dengan firman-Nya: wa maa natanazzalu illaa bi amri rabbika (“Dan tidaklah kami merosot kecuali dengan perintah Rabb-mu.”) (QS Maryam: 64)

Dan Pendeta Bukhari meriwayatkan internal shahihnya, dari Abuk Hurairah ra. kamu menceritakan, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa memusuhi waliku, berfaedah kamu menyatakan perang denganku.” (HR Bukhari)

Oleh karena itu Allah swt. murka kepada bani adam-orang nan memusuhi Jibril dan Beliau berfirman: qul man kaana ‘aduwwal lijibriila fa innaHuu nazzalaHuu ‘alaa qalbika bi idz-nillaaHi mushaddiqal limaa baina yadaiHi (“Katakanlah: ‘Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya [al-Qur’an] ke dalam hatimu dengan seizin Almalik; membenarkan apa [kitab-kitab] yang sebelumnya.”) yaitu kitab-kitab nan terdahulu. Wa Hudaw wa busy-raa lil mu’miniin (“Dan menjadi visiun serta berita gembira bagi basyar-turunan yang berketentuan.”) maksudnya sebagai petunjuk hati mereka dan berita gembira bahwa mereka akan mendapatkan surga. Dan semua itu tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang beriman saja, sebagaimana firman-Nya: qul Huwa lilladziina aamanuu Hudaw wa syifaa-un (“Katakanlah, sira [al-Qur’an] sebagai wahyu dan penawar untuk turunan-turunan yang beriman.”)(QS Fushilat: 44)

Selanjutnya Sang pencipta berfirman: man kaana ‘aduwwal laaHi wa malaa-ikatiHii wa rusuliHii wa jibriila wa miikaala fa innallaaHa ‘aduwwul lil kaafiriin (“Barangsiapa nan menjadi antagonis Allah, malaikat-malaikat-Nya, nabi-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh untuk turunan-orang yang kufur.”) artinya Allah menyatakan, “Barangsiapa yang memusuhi-Ku, para malaikat dan Rasul-nabi-Ku.” Yang dimaksud dengan rasul-rasul-Nya yaitu mencaplok rasul dari para malaikat dan juga dari kalangan manusia.

Sebagaimana firman-Nya nan artinya: “Allah memilih para rasul-Nya berasal malaikat dan dari manusia.” (QS al-Hajj: 75)

Wa jibriila wa miikaala (“Rohulkudus dan Mikail”) kalimat itu merupakan “’athaaful khaashi” (penyambung khusus) bermula makna khusus ke makna awam. Karena keduanya tertulis malaikat nan dikategorikan dalam cakupan para utusan tuhan secara umum. Kemudian keduanya disebut secara khusus, karena siyaq [redaksi] berkenaan pembelaan kepada Rohulkudus yang merupakan duta antara Allah dan para Nabi-Nya. Lalu Allah lampir penyebutannya dengan Mikail, karena cucu adam Yahudi mengaku bahwa Jibril misal musuh sedangkan Mikail sebagai penolong mereka. Maka Yang mahakuasa Ta’ala memberitahukan, barangsiapa memusuhi satu di antara keduanya [Jibril dan Mikail] berarti ia telah memusuhi yang lainnya juga memusuhi Yang mahakuasa.

Dan karena lega beberapa kesempatan kadang malaikat Mikail drop kepada para Nabi Allah, sebagaimana ia berdapat Rasulullah saw. pada permulaan perintah, sekadar Rohulkudus lebih majuh karena hal itu ialah tugasnya. Sedangkan Mikail bertugas mengurusi rizki. Sebagaimana Israfil bertugas meniup sangkakala untuk membangkitkan manusia plong tahun yaumudin kelak.

Oleh karena itu, di internal hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah jika bangun lilin batik pelahap beribadat: “Ya Allah, Rabb Jibril, Mikail, dan Israfil, pelaksana langit dan bumi, yang mengetahui segala hal yang ghaib dan nan nyata, Dia yang menyerahkan keputusan di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang mereka perselisihkan. Tunjukanlah kepadaku kebenaran semenjak apa yang diperselisihkan itu dengan izin-Mu. Sepantasnya Beliau membagi visiun kepada siapa nan Engkau kehendaki ke jalan nan lurus.”

Fa innallaaHa ‘aduwwul lil kaafiriin (“Sesungguhnya Allah merupakan musuh bani adam-cucu adam kafir.”) pada ayat tersebut “al-madh-Haru” (peristiwa yang jelas) ditempatkan pada posisi “al-mudl-maru” dimana Dia bukan menyatakan: “fa innaHuu ‘aduwwun” [bahwa Dia adalah musuh] melainkan Dia menuturkan: Fa innallaaHa ‘aduwwul lil kaafiriin (“Sebenarnya Sang pencipta yaitu musuh sosok-anak adam kafir.”)

Seperti mana nan dikatakan sendiri penyair:
Laa ra-al mauta yasbiqul mauta syai-un
Sabaqal mautu dzal ghinaa wal faqiiraa
(“Aku tidak pernah mematamatai kematian itu didatangi oleh sesuatu, namun
kematian itu mendatangi orang fertil dan miskin.”)

Dalam ayat ini, Allah swt. menampakkan logo-Nya dengan harapan untuk menegaskan makna di atas, sekaligus untuk menjelaskan dan memberitahukan kepada mereka bahwa siapa saja nan memusuhi wali Allah, maka sememangnya Sang pencipta adalah musuhnya, dan barangsiapa menjadi musuh-Nya, maka ia akan merugi di manjapada dan di akhirat.

&

Source: https://alquranmulia.wordpress.com/2015/03/23/tafsir-ibnu-katsir-surat-al-baqarah-ayat-97-98/

Posted by: bljar.com